Tempat Pengelolaan Sampah yang Bersih dan Nyaman Hadir di Babakan Penghulu, Bandung

Kesan rapi dan bersih muncul pertama kali saat masuk ke dalam hanggar maggot Kelurahan Babakan Penghulu. Lantai hanggar dilapisi keramik dan atap dibuat tinggi sehingga suasana di dalam tidak pengap. Hanggar juga telah dialiri listrik dan tersedia lampu yang menerangkan hanggar.
Sementara, kesan rapi tampak dari boks-boks tempat penyimpanan maggot yang tersusun berjejer. Sampah organik yang telah dicacah juga dengan rapi diletakkan dalam ember tertutup sehingga tak tercium bau tak sedap.
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Babakan Penghulu Hendra Nugraha menyampaikan, pihaknya menjalankan standar operasional prosedur, salah satunya membersihkan hanggar maggot setiap hari. Tidak hanya disapu, hanggar manggot juga dipel setiap hari.
Ruang insektarium tempat lalat menelurkan maggot juga dibuat tertutup. Dengan begitu, hanggar maggot tidak terkesan kumuh.
Tak hanya petugas yang nyaman, maggot di hanggar juga dibuat nyaman. Suhu udara tempat maggot mengkonsumsi sampah organik setiap hari dipantau dengan alat. Harus dipastikan suhu berada antara 20 derajat celcius hingga 45 derajat celcius.
Dikatakan Hendra, sampah organik menghasilkan gas yang dapat meningkatkan suhu udara. Apabila suhu terlalu panas, maggot tidak akan bergerak aktif sebagai tanda tidak sehat. Konsekuensinya, maggot tidak akan memakan banyak sampah organik.
Alat pemantau udara juga dipasang di dalam kandang tempat lalat menghasilkan telur maggot. Suhu dipastikan antara 30 derajat celcius hingga 45 derajat celcius agar lalat nyaman bertelur.
1 ton
Hendra menargetkan, hanggar maggot di Kelurahan Babakan Penghulu bisa mengelola sampah organik hingga 1 ton per hari pada bulan depan. Saat ini, volume sampah organik yang dikonsumsi oleh maggot sebanyak 500 kilogram.
Sampah itu berasal dari dua RW di Kelurahan Babakan Penghulu. Secara bertahap, masyarakat dari empat RW yang belum mengelola sampah organik akan diarahkan membuang sampahnya ke hanggar maggot kelurahan.
Modal awal operasional hanggar maggot Kelurahan Babakan Penghulu yakni 4 kilogram pupa yang kemudian menjadi lalat. Lalat lalu bertelur dan menghasilkan 10 gram telur maggot.
Masyarakat Kelurahan Babakan Penghulu memilih mengelola sampah organik dengan maggot karena proses pengelolaan cepat. “Maggot lebih cepat dibandingkan kompos. Maggot bisa langsung menghabiskan sampah organik, sedangkan kompos perlu beberapa hari,” ujar Hendra di Hanggar Manggot Kelurahan Babakan Penghulu, Kamis (25/1/2024).
Salah seorang warga Kelurahan Babakan Penghulu Azis Muslim mengatakan, sejak hanggar maggot beroperasi pada Januari 2024, warga RW 03 menyalurkan sampah organik ke hanggar maggot. Warga sangat tertolong dengan keberadaan hanggar maggot karena sejak 1 Januari 2024 tidak diperbolehkan membuang sampah organik ke tempat pembuangan akhir sampah Sarimukti.
Menurut dia, warga telah sadar untuk memilah sampah. Edukasi tentang pemilahan sampah terus digulirkan oleh pihak kelurahan pada kegiatan formal dan norformal. Sampah pun tak lagi menjadi masalah bagi masyarakat Kelurahan Babakan Penghulu.*
No Comment