Blog

KOTA BANDUNG – Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang dioperasionalkan secara open dumping atau pembuangan di lahan terbuka memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu, pemerintah melarang sistem open dumping pada 2026.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, salah satu dampak negatif dari open dumping adalah pencemaran air tanah. Proses itu dimulai dari air hujan yang jatuh ke TPA dan bercampur dengan sampah sehingga menjadi air lindi. Kemudian, air lindi menyerap ke dalam tanah dan mencemari air tanah.

“Setiap kali hujan, hujan itu menjadi air lindi karena sistem open dumping sehingga saat ini tepat untuk mengakhiri open dumping,” ujar Hanif dikutip dari akun Youtube Kementerian Lingkungan Hidup.

Dampak negatif lain yaitu kebakaran yang kerap terjadi di TPA open dumping pada musim kemarau. Gas metana yang terdapat di TPA menjadi penyebab kebakaran.

Pada akhirnya, kebakaran akan menggangu kesehatan masyarakat di sekitar TPA. Bahkan, asap kebakaran bisa dirasakan masyarakat dalam radius hingga 5 kilometer dari TPA.

Selain itu, lanjut Hanif, bahaya dari sistem open dumping adalah mikro plastik yang bisa terbang kemana pun.

Dampak terakhir yang harus diwaspadai adalah degradasi lingkungan dan estetika wilaya. Kondisi itu kerap memicu penolakan masyarakat dan konflik sosial yang cukup tinggi di sekitar TPA.*