Blog

Wah, Masyarakat Gempolsari Manfaatkan Ruang Publik Untuk Tempat Pengelolaan Sampah

KOTA BANDUNG – Masyarakat RW 2, Kelurahan Gempolsari, Kecamatan Bandung Kulon, sedang berupaya memperbanyak ruang publik untuk dijadikan tempat pengelolaan sampah. Salah satu upaya yang dilakukan yakni menata area brandgang atau jalur kecil di belakang rumah yang memisahkan satu rumah dengan rumah lain.

Penataan brandgang telah dilakukan dua tahun terakhir. Ketua RW 2 Gempolsari, Andi Abdulqodir menuturkan, dari 11 brandgang, sudah 3 brandgang yang ditata.

Penataan meliputi pembersihan hingga menghias brandgang dengan cara melukis tembok belakang rumah. Masyarakat bergotong-royong membersihkan brandgang. Kemudian, melukis dilakukan masyarakat bersama dengan komunitas dan Volunteer di sekitar Kota Bandung.

Kini, tiga brandgang itu menampakkan wujud yang berbeda dengan sebelumnya, yakni indah dan bersih. Sudah ada karya-karya lukisan tumbuhan, makanan, transportasi umum, hingga edukasi tentang planet di bekalang dinding rumah warga.

Warga dan komunitas juga memanfaatkan barang bekas, seperti botol minuman, untuk membuat gambar ikan hiu dan bunga.

Berbagai tanaman pun ditanam dalam pot, mulai dari cabai, tomat dan singkong. Panen tanaman tersebut digunakan masyarakat sebagai bahan masakan.

Setelah brandgang tertata, Andi kemudian mulai mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah. 40 tempat sampah organik dia siapkan di brandgang.

Meskipun membiasakan warga memilah sampah bukan perkara mudah, menurut Andi, kondisi brandgang yang sudah tertata mendorong warga untuk mengelola sampah. Mereka malu apabila masih mengotori brandgang dengan sampah.

“Membiasakan budaya malu, kami ajak orang-orang dari luar untuk melihat brandgang, nanti masyarakat akan terdorong untuk menjaga brandgang,” kata Andi di RW 2 Gsmpolsari, Senin (12/8/2024).

Dahulu, kata Andi, brandgang menjadi tempat pembuangan sampah dan barang bekas sehingga kotor. Warga pun memanfaatkan brandgang untuk keperluan pribadi, padahal jalur tersebut milik publik.

Selain brandgang, Andi akan memanfaatkan sebuah lapangan olahraga untuk area pengelolaan sampah terpusat. Nantinya, lapangan itu akan menjadi tempat budidaya maggot, ternak ikan dan ayam, serta perkebunan.

Salah seorang warga, Nia merasa senang melihat brandgang yang telah tertata.

“Jadi lebih rapi, sebelumnya ada yang buang makanan sembarangan, nyimpan barang bekas, tidak enak dilihat,” ujar Nia.

Dia pun konsisten memilah sampah di brandgang. Hasil kompos dari sampah organik dimanfaatkan untuk pupuk bawang daun, kangkung, cabai yang ditanam di brandgang.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.