Blog

Wow, Aliran Sungai Cikapundung yang Dahulu Kotor Kini Jadi Kolam Ikan

KOTA BANDUNG – Ada yang berbeda di aliran Sungai Cikapundung yang melewati RW 2 Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong. Aliran sungai itu bisa menjadi tempat hidup ikan, seperti lele, nila dan mujair, berkat kekompakan dan upaya gotong-royong masyarakat sekitar.

Sungai Cikapundung merupakan subdaerah aliran Sungai Citarum. Sejak Februari 2023, kondisi aliran Sungai Cikapundung sepanjang 150 meter di RW 2 Kelurahan Cipaganti berubah drastis.

Hampir tidak ada sampah yang mengalir di aliran mata air itu karena kebiasaan membuang sampah ke Cikapundung sudah ditinggalkan. Berkat berkurangnya sampah, tak tercium juga bau tak sedap dari sungai.

Ketua Paguyuban Urang Cibarani Yudi mengatakan, kotoran dari kakus rumah warga RW 2 juga tak lagi langsung dibuang ke Sungai Cikapundung. Masyarakat secara gotong-royong memperbaiki dan merawat saluran tangki septik sehingga pembuangan limbah sesuai baku mutu. Sebelumnya, tangki septik pemberian pemerintah itu sempat rusak.

“Anggota paguyuban mandiri iuran, ada juga yang ngasih semen, pasir untuk perbaikan tangki septik,” ucap Yudi di RW 2 Kelurahan Cipaganti, Kamis (23/11/2023).

Segala upaya yang dilakukan masyarakat RW 2 mengakibatkan ikan-ikan dapat hidup di aliran Cikapundung yang melintasi RW 2 Kelurahan Cipaganti. “Sudah dua kali panen ikan, hasilnya mencapai dua kuintal,” kata Yudi.

Keinginan masyarakat memelihara Cikapundung dimulai dari kegiatan pengerukan sedimentasi di aliran sungai itu oleh pemerintah. Dari situ, masyarakat terus ingin menjaga aliran Cikapundung. Pengerukan sedimentasi Cikapundung kini dilakukan sendiri oleh masyarakat secara gotong-royong setelah panen ikan.

Selain itu, setiap sore, anggota karang taruna Kelurahan Cipaganti bergantian mengambil sampah yang terjaring oleh jaring sampah di Cikapundung. Masyarakat memasang jaring sampah yang terbuat dari besi maupun bambu.

Bahkan, masyarakat RW 2 berencana menjadikan pemukimannya sebagai kawasan bebas sampah. Saat ini, beberapa anak muda RW 2 sedang dilatih oleh pemerintah tentang pengelolaan sampah organik dengan memelihara maggot.

Untuk mempercantik aliran Cikapundung, di pinggir sungai diletakkan tanaman. Dinding aliran sungai juga dicat berwarna-warni sehingga menghilangkan kesan kumuh.

Salah seorang warga Umer menuturkan, sebelum dirawat seperti sekarang, aliran Cikapundung di RW 2 berbau tak sedap. Bahkan, kadang tak ada air yang mengalir karena permukaan sungai sangat dangkal. Setelah sedimentasi dikeruk oleh masyarakat, air mengalir lebih lancar.

Perlu Koordinasi

Upaya masyarakat RW 2 untuk memelihara aliran Cikapundung tak bisa dilakukan sendiri. Menurut Yudi, perlu koordinasi dengan masyarakat RW lain dan kelurahan lain yang lokasinya di atas pemukiman RW 2.

Yudi kerap berkoordinasi dengan ketua RW lain agar masyarakat tak membuang sampah ke aliran Cikapundung sehingga sampah tak mengalir ke RW 2.

Tempat makan yang berada di atas pemukiman RW 2 juga telah diminta untuk menyaring limbah cairnya sebelum dibuang ke aliran Cukapundung.

Namun, upaya berkoordinasi dengan pihak lain itu belum membuahkan hasil.

Dia berharap, masyarakat RW dan kelurahan lain turut sadar memelihara Cikapundung agar semakin panjang aliran air yang bisa dimanfaatkan untuk kolam ikan. Keberadaan kolam ikan yang bersih dapat menjadikan daerah sekitar sebagai tempat wisata. Pada akhirnya, masyarakat Kelurahan Cipaganti akan memetik keuntungan dari aliran Cikapundung.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.