Yuk, Diskusi hingga Gelar Pagelaran Seni di Bantaran Cikapundung
Proses belajar tentang lingkungan dilakukan melalui diskusi yang digelar di beberapa saung di bantaran Cikapundung. Diskusi dilaksanakan Komunitas Cika-Cika dengan berbagai pihak, mulai dari siswa, mahasiswa, pegiat lingkungan hingga pemerintah.
Masyarakat sendiri yang membangun saung-saung itu secara swadaya. Suasana sejuk dan suara merdu air sungai membuat suasana diskusi di saung menjadi nyaman.
Selain melalui diskusi, proses belajar juga dilakukan dengan mengenalkan alam kepada siswa dan mahasiswa. Seorang anggota komunitas Cika-Cika Divisi Pendidikan Wiyata Alam Rahma Kamarullah mengatakan, kepada siswa kanak-kanak dan sekolah dasar kelas, anggota komunitas Cika-Cika mengenalkan berbagai jenis air, pohon hingga binatang.
Anak-anak juga dididik untuk berani, tetapi berhati-hati saat bermain dengan air sungai.
“Anak-anak diperkenalkan dengan sampah dan diberi tahu kalau buang sampah sembarangan di sungai nanti banjir,” kata
Sementara, bagi anak-anak sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, bantaran Cikapundung menjadi laboratorium mereka melaksanakan proyek mata pelajaran IPA. Para siswa meneliti apakah sungai Cikapundung aman yang dilihat dari indikator keberadaan hewan. Dikatakan Rahma, di Cikapundung, Kelurahan Dago, masih bisa ditemui kepiting. Sementara, di bantarannya bisa dilihat kupu-kupu, capung dan katak.
Bantaran Cikapundung, menurut Rahma, juga cocok untuk terapi anak berkebutuhan khusus. Alam bisa membuat anak yang semula murung menjadi pemberani. Anak yang tadinya tidak bisa bicara menjadi mampu mengucapkan kata-kata.
Tempat upacara
Anggota lain komunitas Cika-Cika Iin menambahkan, bantaran Cikapundung di Kelurahan Dago juga menjadi tempat digelarnya upacara, seperti yang dilaksanakan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023 oleh anggota komunitas dan pramuka sebuah sekolah menengah atas. Pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, upacara juga kerap digelar di bantaran Cikapundung.
Selain itu, bantaran Cikapundung menjadi tempat penyaluran bakat seni masyarakat sekitar. Sebuah panggung didirikan bagi warga yang ingin menunjukkan bakat seninya.
Bagi masyarakat yang ingin menikmati alam sambil berkemah, bantaran Cikapundung bisa menjadi pilihan. Komunitas motor pernah merasakan sensasi berkemah di pinggir sungai itu.
Pemanfaatan bantaran Cikapundung menjadi tempat publik oleh komunitas Cika-Cika didorong oleh rasa peduli terhadap sungai tersebut. Pengalaman masa kecil melihat Cikapundung bersih memunculkan keinginan agar kondisi sungai bisa seperti semula.
Dikatakan Iin, siapa pun bisa memanfaatkan bantaran Cikapundung di Kelurahan Dago itu. Semakin banyak jaringan yang dimiliki komunitas, semakin kuat pula upaya melindungi Cikapundung.*
No Comment