Bawa 1 Kg Sampah, Anak-anak Bisa Sekolah Gratis

Head of Community Empowerment Bening Saguling Foundation Dzikri Fauzan mengatakan, pendidikan yang disediakan berada pada tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah menengah pertama (SMP). Tahun ini, terdapat 25 siswa TK dan 7 siswa SMP yang mengenyam pendidikan di sekolah Bening Saguling Foundation.
“Diutamakan sekolah untuk anak pemulung, korban perceraian,” kata Dzikri melalui telepon, Jumat (26/7/2024).
Yayasan Bening Saguling Foundation merekrut guru-guru untuk mengajar anak-anak itu. Bedanya, selain mengajari siswa dengan pendidikan formal, para guru di Bening Saguling Foundation juga memberi anak-anak ilmu lingkungan. Ilmu itu diberikan lewat kegiatan seperti memilah sampah dan berkebun.
Agar lebih akrab dengan alam, kegiatan belajar pun kerap dilakukan di alam terbuka. Pembelajaran di TK dan SMP Bening Saguling Foundation dilaksanakan Senin hingga Jumat.
Anak-anak yang bersekolah cukup membayar biaya pendidikan dengan sampah bernilai tinggi, seperti botol plastik. Dikatakan Dzikri, sampah disetor sepekan sekali setiap Kamis.
Setiap anak diminta membawa minimal 1 kilogram sampah. Biasanya volume sampah yang terkumpul setiap pekan dari anak-anak mencapai 50 kilogram.
Sampah itu kemudian dipilah sendiri oleh anak-anak. Mereka kemudian membuat kerajinan dari sampah.
“Orangtua siswa cukup senang karena biaya sekolah gratis. Anak-anak senang karena sekolahnya beda dengan sekolah formal, ada pelajaran ilmu lingkungan,” ucap Dzikri.
Diharapkan, lulus dari sekolah Bening Saguling Foundation, anak-anak bisa menjadi sarjana. Hal itu lah yang diinginkan pendiri Bening Saguling Foundation Indra Darmawan.
Cerita hidup Indra yang memutuskan hidup dari memulung sampah di Waduk Saguling ingin dibalikkan di kehidupan anak-anak itu. Indra berharap, dari semula memungut sampah, anak-anak kelak bisa menjadi sarjana.*
No Comment