Blog

Berkat Sampah, Anak-anak di Daerah Ini Bisa Sekolah

KOTA BANDUNG – Siapa menyangka, manfaat sampah sungguh tak terhingga. Bahkan, berkat sampah, anak-anak di Jalan Mentor, Gang Hambali, RT 1 RW 7, Kecamatan Cicendo, bisa bersekolah.

Waktu menunjukkan pukul 08.15 kala sejumlah anak dan orangtua mendatangi kebun Teras Hijau Project di Jalan Mentor, Gang Hambali, RT 1 RW 7, Kecamatan Cicendo. Anak-anak usia 4 tahun hingga 6 tahun tersebut hendak mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berada di dalam kebun.

Pagi itu, Jumat (5/1/2024), cuaca cerah dan bunga-bunga bermekaran sehingga kebun sangat asri. Suasana itu membangkitkan semangat anak-anak untuk belajar sambil bermain di PUAD Teras Hijau Project.

Tepat pukul 08.30, kegiatan di PAUD dimulai dan riuh suara anak-anak bernyanyi mulai terdengar dari dalam PAUD. Mereka juga menggerak-gerakkan tubuh dengan lincah mengikuti nyanyian. Kegiatan itu menjadi latihan motorik bagi anak.

Tak lama usai bernyanyi, kegiatan berganti menjadi menempel-nempelkan kertas berwarna-warni berbentuk balon di atas kertas putih. Semua anak fokus mengikuti instruksi dari guru. Mereka gembira ketika berhasil menyelesaikan tugas tersebut dan memperlihatkan hasil tempelannya kepada orangtua.

Kegiatan seperti ini berlangsung setiap Jumat di PAUD Teras Hijau Project. Warga Gang Hambali bisa mengantar anaknya ke PAUD Teras Hijau Project tanpa mengkhawatirkan biaya karena bersekolah di PAUD tersebut gratis.

Orangtua cukup membawa sampah organik dari rumah untuk dikelola oleh komunitas Teras Hijau Project, seperti yang dilakukan salah satu orangtua Rina Maryana. Dia membawa satu bungkus sampah organik ke kebun Teras Hijau Project. Sampah kemudian langsung ditimbang oleh pengurus kebun Teras Hijau Project. Setelah itu, Rina bisa langsung mengantarkan anaknya masuk ke dalam PAUD.

Kehadiran PAUD gratis sangat berarti bagi orangtua di Gang Hambali yang kondisi ekonominya tidak mampu. Rina bersyukur anaknya yang berusia 5,5 tahun bisa berkegiatan bersama teman-teman PAUD.

“Pertama-tama anak susah sosialisasi, tidak mau bertemu orang, sekarang sudah mandiri,” ucap Rina di Kebun Teras Hijau Project.

Selain bisa bersosialisasi, Arfan, anak Rina juga bisa juga sudah mahir mewarnai dan menempel kertas.

Manfaat atas kehadiran PAUD Teras Hijau Project juga dirasakan Kiki Amalia. Anaknya Arya kini mau belajar huruf sejak bersekolah di PAUD Teras Hijau Project. Di rumah, Arya pun bersedia membantu orangtuanya.

Warga Senang

Guru PAUD Teras Hijau Project Dewi Gusriani menuturkan, kebanyakan orangtua di Gang Hambali tak mampu untuk menyekolahkan anaknya ke TK yang berbayar. TK di sekitar daerah itu berbiaya besar.

“Ketika ada PAUD gratis, mereka senang. Mereka cuma memberikan sampah, volume sampahnya bebas, tidak ditentukan,” ujar Dewi.

Periode belajar setiap anak di PAUD Teras Hijau Project berlangsung satu tahun. Anak diajarkan berbagai hal, seperti melipat, mewarnai, dan mengenal huruf.

Tak hanya itu, anak juga dituntun berperilaku baik, seperti tidak memukul teman. Mental anak pun dipersiapkan agar mereka siap masuk sekolah dasar (SD).

Sampah terbukti tak hanya merupakan sesuatu yang tak berguna. Berkat sampah, bisa tumbuh seorang anak yang siap menyongsong masa depannya.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.