Blog

Betrak Betruk, Kerajinan Unik dari Sampah

KOTA BANDUNG – Kreativitas lahir dari orang yang berpikir bahwa sampah bisa dimanfaatkan. Kelompok Swadaya Masyarakat Baraya Sabar (Persaudaraan Sampah Barokah) menjadi contoh orang-orang yang tak pernah kehabisan ide memanfaatkan sampah menjadi barang kerajinan menarik, seperti pajangan dinding yang disebut betrak betruk.

Di tangan mereka, onderdil, mainan hingga alat dapur bekas tidak bakal dibuang, tetapi didaur ulang menjadi betrak betruk. Salah satu anggota KSM Baraya Sabar, Erwin, menuturkan, modal membuat kerajinan betrak betruk sederhana saja, cukup sediakan barang-barang bekas tadi, tripleks, lem dan cat pilox.

Kemudian, barang-barang bekas itu ditempelkan di atas tripleks, lalu dicat dengan pilox. Jadilah, benda seni yang cocok untuk dipajang di dinding. Proses pengerjaannya hanya sekitar 1 jam.

Karya seni lainnya disebut Juana Craft. Modalnya masih sama, yakni barang-barang bekas. Bedanya, sejumlah barang bekas itu disatukan dengan teknik pengelasan hingga terbentuk menjadi sesuatu, seperti ayam, ikan, burung, motor dan lainnya.

Erwin pernah membuat kerajinan burung dengan menyatu-nyatukan banyak paku.
Proses pengerjaan Juana Craft lebih lama dibandingkan betrak betruk, yakni 3 hingga 4 hari.

“Idenya dari barang bekas itu sendiri, tetikus komputer bekas misalnya bisa untuk dibuat miniatur Vespa. Sebagian ban motornya bisa buat dari tempat lilin,” kata Erwin di posko pengelolaan sampah Baraya Sabar di RW 7, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kamis (25/7/2024).


Keperluan edukasi

Pembuatan kerajinan dari barang bekas oleh KSM Baraya Sabar sudah dilakukan sejak 2017. Sampah dari rumah-rumah masyarakat diangkut, lalu dipilah di tempat pengolahan sampah KSM Baraya Sabar. Sampah yang masih bisa didaur ulang kemudian diambil untuk dijadikan kerajinan.

Menurut Erwin, kerajinan mereka bernilai jual, tetapi bukan uang tujuan utama mereka. Erwin menilai, kerajinan buatan mereka bisa menjadi alat untuk mempermudah edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat, terutama anak sekolah.

“Kalau langsung masuk kepemilahan, tidak tertarik. Anak-anak tertarik belajar kelola sampah jika dibuat kerajinan,” ucap Erwin.

Ilmu kelola sampah menjadi kerajinan dari KSM Baraya Sabar telah menyebar ke berbagai lokasi. Di salah satu kampung adat di Sukabumi, masyarakat adat telah mampu membuat kerajinan dari sampah setelah diajari oleh anggota KSM Baraya Sabar. Barang kerajinan buatan masyarakat adat dijual oleh mereka sehingga menghasilkan pemasukan.

Masih banyak ide Erwin dan rekan-rekan dalam mendaur ulang sampah. Rencana selanjutnya yakni membuat meja dan kursi dari barang bekas.

Mereka berharap, kreativitas dalam mendaur ulang sampah bisa betul-betul mengubah perilaku masyarakat hingga terbiasa memilah sampah dari rumah. Pada akhirnya, sampah bisa menjadi berkah untuk semua orang.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.