Blog

Dari Sampah Bisa Cegah Stunting

KOTA BANDUNG – Sejumlah anak yang rawan mengalami kurang tinggi badan (stunting) di RW 5 Kecamatan Coblong, Kelurahan Dago, berhasil ditangani berkat pengelolaan sampah. Anak-anak menjadi sehat, lingkungan pun bersih setelah tiga tahun terakhir sampah dikelola.

Masyarakat RW 5 mengelola sampah organik dan anorganik secara mandiri. Sampah organik dijadikan pakan maggot. Maggot kemudian dikonsumsi oleh lele yang diperlihara di dalam ember.

Setiap tiga bulan, lele yang diternak siap dipanen dan dikonsumsi oleh masyarakat. Bendahara Bank Sampah Dago Barat Resik Hejo Nurhayati mengatakan, lele diutamakan diberikan kepada anak-anak rawan stunting dan anak balita di RW 05.

Setiap anak menerima tiga hingga empat ekor lele. “Ikan lele proteinnya lumayan tinggi sehingga bisa untuk menangani stunting,” kata Nurhayati di Kecamatan Coblong, Senin (20/11/2023).

Kader posyandu RW 05 Ani mengatakan, terdapat 4 anak rawan stunting dan 7 anak yang dikhawatirkan akan mengalami stunting. Beberapa program pemberian makanan dilaksanakan untuk menangani kondisi anak-anak itu. Salah satunya, pemberian lele pada program Bandung Tanginas (Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat).

Beberapa faktor menyebabkan anak mengalami stunting. Salah satunya, kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu memberikan makanan bergizi kepada anak. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi makanan bergizi juga berpotensi melahirkan anak stunting.

Selain itu, kondisi lingkungan rumah mempengaruhi pertumbuhan anak. Rumah yang kurang disinari cahaya matahari dan sanitasi yang buruk juga dapat mengakibatkan anak menjadi stunting.

Proklim

Berkat pengelolaan sampah, masyarakat RW 05 Kecamatan Coblong memperoleh Piagam Sertifikat Proklim Utama 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penghargaan tersebut diberikan kepada masyarakat yang telah berupaya memitigasi perubahan iklim sehingga emisi gas rumah kaca berkurang dan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim meningkat.

Dikatakan Nurhayati, berbagai hal menjadi pertimbangan penilaian dalam pemberian penghargaan Proklim. Diantaranya, kelembagaan bank sampah, keluar dan masuk uang bank sampah, pemanfaatan lahan untuk tanaman dan lainnya.

Piagam Sertifikat Proklim Utama 2023 diperoleh masyarakat RW 05 hanya dalam kurun waktu hanya tiga tahun. Menurut Nurhayati, hal itu bisa dicapai berkat upaya besar mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.