Miris, Hanya 10 Persen Sampah Plastik Berhasil Didaur Ulang

Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025), dilansir dari Youtube Kementerian Lingkungan Hidup/ Badan Pengendalian Lingkungan Hidup.
Dikatakan Hanif, kondisi di Indonesia tidak kalah memprihatinkan. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, volume sampah di Indonesia sebanyak 56,6 juta ton pada 2023. Sebanyak 10,28 juta ton atau hampir 10 persen merupakan sampah plastik yang tidak bisa diurai dalam waktu sebentar.
Dampak buruk sudah muncul akibat polusi plastik, di antaranya ekosistem laut rusak sehingga biota laut seperti ikan dan penyu terancam kehidupannya. Nelayan pun kehilangan sumber penghidupannya dan pariwisata menurun karena pantai yang tercemar plastik. Bahkan, mikroplastik ditemukan di dalam tubuh manusia.
Beberapa upaya harus dilakukan untuk menangani sampah plastik. Pemerintah pusat telah melarang impor skrap plastik dan sedang menyusun regulasi pelarangan pemakaian plastik sekali pakai.
Pemerintah daerah pun didorong untuk membuat peraturan daerah yang melarang penggunaan plastik sekali pakai.
“Gubernur, bupati dan wali kota segera perkuat perda larangan plastik sekali pakai, bangun fasilitas daur ulang mulai dari rumah tangga, terapkan zero waste,” ujar Hanif.
Dia juga mengingatkan pengusaha untuk bertanggung jawab atas plastik yang diproduksi. Produk yang diproduksi harus mudah diguna ulang, diisi ulang dan diatur ulang.
“Dunia usaha, tidak ada alasan lagi memproduksi plastik yang susah didaur ulang,” kata Hanif.
Hanif mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menangani sampah plastik, termasuk kepada generasi Z dan Alpha. Kelompok usia muda tsrsebut dapat menjadi pelopor gaya hidup minim plastik melalui kebiasaan sehari-hari.
Contohnya, bawa botol minum sendiri, tolak sedotan plastik, gunakan tas belanja sendiri, dan pilih produk lokal yang berkelanjutan.
Generasi Z dan Alpha juga didorong menggunakan media sosial untuk mengajak teman-teman mengurangi pemakaian plastik. Langkah-langkah tersebut akan menciptakan gelombang perubahan yang besar dalam kehidupan sehari-hari.*
No Comment