Program Kang Pisman, Upaya Bandung Menuju Zero Waste Cities

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung (DLHK) tahun 2018, sampah yang dihasilkan Kota Bandung bisa mencapai 1500-1600 ton per harinya. Dari total sampah yang dihasilkan, hanya 1200 ton sampah yang bisa diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampahnya sendiri masih didominasi oleh sampah rumah tangga.
Dari jumlah itu, baru sekitar 300 ton/hari sampah yang bisa diolah menjadi kerajinan, kompos, bahan bakar gas dan listrik, sementara sisanya masih berada di tempat pembuangan sementara dan berserakan di sudut kota maupun sungai. Dengan begitu, ini menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kota Bandung untuk terus berupaya menurunkan angka tersebut.
Salah satu upayanya terlihat pada tahun 2018, Pemerintah Daerah Kota Bandung meluncurkan sebuah program lingkungan bernama Kang Pisman. Program Kang Pisman merupakan sebuah singkatan dari Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan. Program ini dirancang untuk mengurangi, memisahkan, serta memanfaatkan kembali sampah yang masih yang masih efisien untuk didaur ulang.
Dalam pelaksanaanya, Pemerintah Daerah Kota Bandung akan menggelar sosialisasi terlebih dahulu mengenai seberapa penting sampah harus dikelola secara mandiri. Kegiatan sosialisasi sudah berlangsung di beberapa lokasi dan universitas, seperti di Kelurahan Antapani Tengah dan Universitas Katolik Parahyangan.
Tahapan selanjutnya adalah praktek, nantinya masyarakat akan diminta oleh lembaga masyarakat, seperti Lurah/ Kepala Desa hingga Ketua RW/RT untuk mulai memilah sampah secara mandiri sebelum akhirnya diangkut oleh petugas kebersihan setempat. Dalam studi kasus wilayah RW.19, Kel.Antapani Kidul, Kec.Antapani, sampah akan dibedakan menjadi dua jenis, organik dan anorganik, sebelum akhirnya diserahkan kepada petugas kebersihan.
Guna mendukung antusiasme masyarakat yang ingin mengelola sampah secara mandiri, namun bingung harus memulainya dari mana, Pemerintah Daerah Kota Bandung telah menghadirkan Sekolah Kang Pisman. Diresmikan dan dibuka untuk umum sejak Agustus 2022 lalu, terletak di Kelurahan Kebon Lega, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
Sejak didirikannya, Sekolah Kang pisman telah dikunjungi lebih dari 900 pengunjung dari berbagai kalangan. Ini menjadi menarik karena di Sekolah Kang Pisman sobat akan diberikan pembelajaran hingga pelatihan mengenai bagaimana pengelolaan sampah bisa dilakukan secara mandiri mulai dari rumah rumah saja. Seperti penggunaan biodigester untuk mengolah limbah organik, pelatihan tentang maggot BSF (Black soldier Fly), pembuatan kompos dari sisa makan, hingga ragam daur ulang sampah anorganik menjadi barang serbaguna.
Meski upaya ini belum sepenuhnya optimal, tapi program ini sudah berjalan di beberapa wilayah seperti Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Arcamanik, Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kecamatan Batununggal, Kecamatan Cibeunying. Program ini tentu memberikan perubahan positif terhadap pengelolaan sampah secara mandiri.
Perubahan tersebut bisa dilihat dari bagaimana masyarakat mulai mengelola sampah secara mandiri, bekerja sama untuk menjual kembali hasil dari kerajinan yang dihasilkan bahan dasar sampah anorganik, hingga terciptanya pupuk organik dengan bahan dasar sisa makanan.
Adapun tantangan dalam program ini tentu kesadaran masyarakat yang masih acuh terhadap program dan tidak bertanggung jawab atas kebersihan lingkungannya. Oleh karenanya, agar menciptakan Kota Bandung sebagai kota Zero Waste Cities, tentu membutuhkan banyak elemen, mulai dari pemerintah daerah, masyarakat, dan para komunitas pecinta lingkungan.
Adapun strategi Pemerintahan Daerah Kota Bandung adalah dengan menargetkan adanya pengurangan sampah yang akan dikirim ke TPA Sarimukti menjadi sebesar 32 rit sampah. Serta mulai menegakkan aturan tegas terkait pemilahan sampah secara mandiri, sebelum akhirnya diangkut oleh para petugas kebersihan.
No Comment