Program Pengendalian Pencemaran Citarum Perlu Diperpanjang
KOTA BANDUNG – Kualitas air Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum semakin baik berdasarkan sejumlah indikator, seperti berkurangnya lahan kritis, berkurangnya limbah ternak yang dibuang ke Citarum dan bertambahnya industri yang ramah lingkungan. Melihat kemajuan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berharap, program percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 dapat diperpanjang sehingga kondisi Citarum mencapai sempurna.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam acara kunjungan lapangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rangka memonitor percepatan pengendalian DAS Citarum, di Gedung Sate, Selasa (29/8/2023). Kepada Luhut, Ridwan Kamil mengatakan, anggaran pengendalian pencemaran dan kerusakan Citarum idealnya mencapai Rp 34 triliun. Dalam empat tahun terakhir, anggaran yang terealisasi baru sekitar 10% atau Rp 3 triliun. Melihat hal itu, Ridwan Kamil menilai program penanganan Citarum perlu diperpanjang untuk mencapai kondisi Citarum yang sempurna. Adapun, tugas Satgas Citarum Harum akan berakhir pada 2025.
“Ada aspirasi apakah Perpres Nomor 15 Tahun 2018 bisa diperpanjang, jangan berhenti pada 2025,” kata Ridwan Kamil.
Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil juga menyampaikan kemajuan penanganan Citarum. Lahan kritis yang tertangani telah mencapai 33.000 hektare, limbah domestik yang tertangani meningkat dari sekitar 400.000 kepala keluarga meningkat menjadi sekitar 680.000 kepala keluarga. Selain itu, sebanyak 1.400 industri di sepanjang Citarum sudah melaksanakan komitmen ramah lingkungan, limbah ternak yang tertangani telah mencapai 53%, kasus hukum yang tertangani 380 kasus dan edukasi lingkungan telah dilakukam di 1.200 desa sekitar Citarum.
Tim Satgas Citarum Harum juga telah melakukan sidak ke 1.200-an pabrik. Hasilnya, tinggal 200 pabrik yang belum punyal Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Dengan upaya yang telah dilakukan, kualitas air Citarum membaik ke status tercemar ringan dari sebelumnya tercemar berat pada 2018 saat program Citarum Harum dimulai. Ditargetkan, nilai mutu air Citarum bisa mencapai kelas II yang memungkinkan air berfungsi untuk peternakan, budidaya ikan air tawar, dan mengairi tanaman.
Sementara itu, Luhut mengapresiasi kemajuan kondisi Citarum yang telah diupayakan oleh Satgas Citarum Harum. Dia berpesan kepada Satgas Citarum Harum untuk mempertahankan kondisi baik Citarum. Luhut pun mengapresiasi kerja tim Sektor 7 dalam mengelola sampah sehingga sampah yang masuk Citarum berkurang.
“Sekarang musim kemarau akan berlangsung sampai Oktober. Ada waktu, saran saya pembersihan sungai sehingga saat hujan air mengalir lancar,” ucap Luhut.
Luhut juga berpesan agar tim Satgas Citarum Harum meningkatkan penertiban keramba jaring apung. Selain itu, Tim Satgas Citarum Harum perlu mencegah pembuangan sampah plastik ke Citarum. Hal itu karena plastik yang mengalir hingga ke laut akan dimakan ikan dan selanjutnya ikan itu dikonsumsi oleh manusia. Tim Satgas Citarum Harum perlu bekerja keras dalam dua tahun kedepan agar target-target yang telah ditetapkan tercapai.
Pada acara tersebut juga diluncurkan Ekspedisi Mikro DAS Citarum dengan melibatkan pentahelix yakni akademisi, industri, komunitas, pemerintah dan media.
Tujuan Ekspedisi Mikro DAS Citarum, diantaranya pendataan potensi dan permasalahan di setiap Sub DAS Citarum, melakukan pemetaan mikro DAS yang ada dalam lingkup DAS Citarum dan membuat skala prioritas dalam penangangan mikro DAS untuk meningkatkan keseimbangan neraca air.
Hasil dari ekspedisi ini, yakni tersusunnya atlas mikro DAS dalam lingkup DAS Citarum, terwujudnya video dokumenter tentang upaya terbaik dan kisah sukses pengelolaan Mikro DAS oleh para pelaku Pentahelix.*
No Comment