Sampah Plastik Akibatkan Banjir Kota Bandung

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Darto mengatakan, plastik menjadi sampah terbanyak kedua di Kota Bandung. Presentasenya sebesar 16,7 persen dari total 1.500 ton sampah di Kota Bandung.
Jenis sampah plastik yang ditemui, seperti botol minum, kantong plastik hingga pecahan ember.
Menurut Darto, plastik sangat mencemari lingkungan, termasuk mengakibatkan banjir. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat Kota Bandung untuk mengurangi penggunaan plastik.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, seperti membawa kantong belanja sendiri yang bukan berbahan plastik.
“Target kami, (masyarakat) tidak boleh kantong plastik untuk beli atau bungkus sesuatu,” ujar Darto dalam siaran langsung RRI Bandung, Kamis (3/7/2025), yang bertepatan dengan Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia.
Pengelola pusat perbelanjaan pun diimbau untuk menyediakan kantong belanja selain plastik. Di sisi lain, kantong plastik perlu dinaikkan harganya agar masyarakat enggan menggunakan wadah tersebut.
Produsen juga didorong untuk memproduksi produk yang dibungkus dengan plastik berulang kali pakai. Jangan membungkus produk dengan plastik sekali pakai.
“Kalau kurangi plastik, kami beri insentif ke produsen,” ucap Darto.
DLH Kota Bandung mengawasi perusahaan yang memproduksi plastik. Apabila perusahaan menggunakan plastik sekali pakai, maka akan diberi sanksi sosial. Contoh sanksinya, seperti memublikasikan kepada masyarakat tentang ketidaksadaran perusahaan itu melestarikan lingkungan.
Menurut Darto, peran semua pihak mengurangi plastik dapat meringankan masalah pengelolaan sampah di Kota Bandung. Saat ini, masalah sampah menjadi perhatian Pemerintah Kota Bandung karena daya tampung TPA Sarimukti terbatas.
“Bantuan warga untuk musnahkan sampah sangat penting, misalnya pakai loseda dan hindari gunakan plastik,” ujar Darto.*
No Comment