Tak Disangka, Dari Sampah Bisa Bikin Kebun Subur

Cabai, bawang, kol, dan tomat merupakan beberapa tanaman yang tumbuh di kebun seluas 100 meter x 50 meter itu. Pengelola rumah maggot yang juga Ketua RW 2 Kelurahan Cicaheum Acep Arman mengatakan, sayuran tumbuh subur berkat kompos yang berasal dari sampah organik.
Hasil panen kol, misalnya, bisa mencapai hingga 2 kuintal berkat kompos yang diletakkan di bawah permukaan tanah. Hasil panen tomat pun menggembirakan, mencapai 2 kuintal sekali panen.
Dikatakan Acep, cara pemanfaatan kompos cukup sederhana, tinggal diletakkan di bawah permukaan tanah.
Kompos yang didapat di RW 2 berasal dari olahan sampah organik yang salah satunya menggunakan metode bata terawang.
Selain kompos, kesuburan tanaman juga dipengaruhi oleh kasgot yang merupakan sisa pencernaan larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly). Kasgot mengandung karbon organik, nitrogen, difosfor, kalium oksida, kapur tohor, magnesium, dan sulfur.
Berbeda dengan kompos yang diletakkan di bawah tanah, kasgot ditaburkan di atas permukaan tanah di sekitar tanaman.
Kasgot diperoleh dari perkembangbiakkan larva lalat tentara hitam atau biasa disebut maggot di RW 2 Kelurahan Cicaheum.
“Tidak pakai obat kimia. Lebih bagus, perkembangan tanaman lebih baik,” ujar Acep di RW 2 Cicaheum, Kamis (13/3/2025).
Warga pun mengakui kualitas sayuran hasil penanaman organik. Menurut salah seorang warga Diah, sayuran yang dibeli dari kebun terasa berbeda karena tidak pahit. Diah pernah merasakan segarnya kol, kangkung, leunca, dan pakcoy dari kebun.
“Enak-enak sayurannya, segar-segar, mekar-mekar,” kata Diah.
Hasil penjualan sayuran dari warga digunakan untuk modal pengadaan bibit sayur. Dengan begitu, pemanfaatan sampah untuk menghasilkan sayuran bisa terus berlangsung.*
No Comment