Volume Sampah Naik Saat Idulfitri, Warga Tak Masalah
Salah seorang warga, Vegi menuturkan, selama Idulfitri, petugas kebersihan tak datang mengangkut sampah. Menghadapai kondisi itu, dia mengelola sampah organik dengan cara dikompos melalui teknik Kang Empos atau karung, ember, kompos.
“Kompos hasil ngompos langsung dipakai untuk pupuk tanaman di lantai atas,” ucap Vegi di Kelurahan Pelindung Hewan, Selasa (16/4/2024).
Vegi memiliki halaman kecil di lantai atap rumahnya. Berbagai tanaman ditanam di dalam pot, seperti tomat dan strawberry.
Dia rutin menerapkan Kang Empos sejak tiga bulan lalu. Awalnya, pelaksanaan Kang Empos tidak berjalan mulus. Namun, setelah paham teknis Kang Empos lebih detail, pengomposan berhasil. Vegi menambahkan air beras agar sampah organik tak berbau busuk.
Selain Vegi, warga lain Trismianti juga mengompos sampah organik yang volumenya meningkat saat Idulfitri. Kompos hasil mengomposan diserbarkan ke tanaman yang berada di lahan kosong samping rumahnya. Air lindi dari pengomposan juga dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman.
Selain menggunakan teknik Kang Empos, Trismianti membagikan sampah organik kepada peternak ayam dan ikan yang membutuhkan. Dengan berbagai teknis itu, Trismianti tak menghadapi masalah saat volume sampah organik meningkat saat Idulfitri.
Perlu sarana pendukung
Sementara itu, warga lain berharap bisa mendapatkan kembali kelengkapan barang-barang untuk mengompos dengan teknik Kang Empos, seperti karung, tanah dan gabah. Seorang warga Dedeh mengatakan, setelah satu kali mengompos dengan teknik Kang Empos, dia tidak lagi mendapatkan barang-barang pendukung Kang Empos.
Dia berharap, bisa memperoleh kembali karung, tanah dan gabah dari pihak kelurahan. “Sebenarnya teknik Kang Empos lumayan membantu mengurangi sampah organik jika dilakukan terus-menerus,” ucap Dedeh.
Warga pun berharap kompos hasil pengomposan dari warga Kelurahan Pelindung Hewan bisa disalurkan ke perkebunan di lokasi lain. Hal itu karena di sekitar pemukiman masyarakat tidak terdapat lahan perkebunan sehingga masyarakat bingung memanfaatkan kompos hasil Kang Empos.
Sama seperti Dedeh, Euis juga berharap bisa mendapat kembali barang-barang penunjang Kang Empos. “Setelah bahan satu kali pakai, warga sulit cari bahan Kang Empos lagi. Di Kantor Kelurahan tidak ada,” kata Euis.
Warga Kelurahan Pelindung Hewan bersemangat mengelola sampah dengan teknik Kang Empos. Dukungan sarana prasarana akan mewujudkan semangat itu menjadi tindakan nyata.*
No Comment