Yuk, Contek Cara Masyarakat Cibunut Menangkal Banjir
Apabila berkunjung ke Gang Cibunut, maka akan menemukan lubang biopori setiap satu meter di sepanjang jalan gang.
Lubang biopori dibuat dengan menancapkan paralon ke bawah tanah. Atas paralon tidak ditutup rapat, melainkan bagian penutupnya dibuat lubang-lubang kecil agar air hujan bisa masuk ke tanah.
Ketua Kawasan Bebas Sampah Oh Darling Agus Sunarya mengatakan, berkat adanya lubang biopori, banjir di Gang Cibunut tak berlangsung lama. Seketika saat hujan berhenti, maka genangan air pun lenyap.
Ketinggian banjir juga berkurang, dari semula 100 sentimeter menjadi 40 sentimeter.
Lubang biopori juga digunakan masyarakat untuk mengelola sampah dapur. Setiap hari, masyarakat membuang sampah dapur ke lubang biopori depan rumah.
Selain memasang lubang biopori, masyarakat Gang Cibunut juga membuat enam sumur resapan untuk mencrgah banjir. Sebagian besar sumur resapan berada di area pengelolaan sampah di gang itu.
Tak kehabisan ide, cara lain yang diimplentasikan masyarakat Cibunut untuk mencegah banjir yakni dengan menampung air hujan. Melalui paralon yang digantung di area pengelolaan sampah, air hujan dialirkan menuju sebuah drum. Air yang tertampung dalam drum kemudian digunakan untuk mencuci tangan.
Berkat cara-cara itu, masyarakat Cibunut bisa tak lagi khawatir bahaya banjir. Mereka pun bisa hidup berdampingan dengan sungai.*
No Comment