Blog

Bangun Polder, BBWS Citarum Kerjasama Dengan Kodam III Siliwangi

• 

BANDUNG-Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS Citarum) terus mengebut proyek pembangunan Kolam Retensi Andir dan juga polder-polder di Kabupaten Bandung guna mengurangi genangan Sungai Citarum di kawasan selatan Kabupaten Bandung. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Danau, Situ, Embung BBWS Citarum Iman Ramdhani mengatakan, untuk kolam retensi saat ini progresnya sudah mencapai 26 persen. Pihaknya menargetkan akhir tahun ini tuntas bahkan dua bulan lebih cepat dari target yang ditentukan.

Selain menggenjot pembangunan kolam retensi, mereka pun membangun polder-polder sebagai kegiatan yang terintegrasi dengan kolam retensi Andir.

“Di antaranya akses jalan dan pembangunan polder Cipalasari-2 dan U Ditch,” ujar Iman, Selasa, (18/5/2021).

Menurut dia, untuk melancarkan kegiatan tersebut mereka bekerja sama dengan Kodam III Siliwangi.

Dikutip dari akun instagram BBWS Citarum, Jumat 7 Mei 2021, pukul 16.00 WIB di Ruang Bina Yudha Kodam III/Siliwangi Jalan Aceh Kota Bandung diselenggarakan kegiatan penandatanganan MoU sementara pengunaan lahan TNI AD Eks Yonzipur 3/YW untuk akses jalan dan pembangunan polder Cipalasari-2 dan U Ditch, Desa Dayeuhkolot Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Jawa Barat.

MoU ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Ir. Anang Muchlis, Sp. PSDA dan Panglima Daerah Militer III/ Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, S.I.P., M.M.

Diharapkan dengan ditandatangani MoU, pembangunan polder dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesuai dengan target yang direncanakan. Tujuan dibangunnya polder Cipalasari-2 adalah sebagai pengendali banjir di wilayah desa Dayeuhkolot dengan kelengkapan bangunan sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan.

Polder ini nantinya memiliki volume tampung sebesar 1.125 m3 dengan catchment area 11,79 Ha. Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. (*)