Ia juga akan memogramkan Sungai Citarum menjadi awal pengambilan air, yang disalurkan ke pemukiman dan perindustrian.
Hal itu disampaikan bupati di sela acara Apresiasi Penetapan Hari Citarum di Bendungan Radug Wangisagara Kecamatan Majalaya, Sabtu (29/5/2021).
“DAS Citarum ini sangat luar biasa. Saya melihat kondisi di hulu, yaitu Situ Cisanti air terlihat bersih. Tapi saat datang ke hilir terjadi pencemaran. Namun sejak tahun 2016, setelah ada kepedulian lingkungan melalui gerakan melawan limbah, Alhamdulillah hampir 80% kondisinya sudah mulai normal kembali,” ucap Dadang dikutip dari keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Bandung.
Dalam kesempatan kunjungannya ke beberapa perusahaan penghasil limbah industri, dirinya sudah tidak menemukan limbah yang dibuang secara langsung ke sungai.
“Semuanya sudah menggunakan ipal (instalasi pengelolaan air limbah) yang dirawat dan dipelihara. Mudah-mudahan pencemaran tidak terjadi lagi di DAS Citarum,”ucapnya.
Gerakan perlawanan masyarakat DAS Citarum terhadap limbah pabrik yang secara sengaja di buang ke sungai pada 24 Mei 2016 silam, membuat tanggal tersebut ditetapkan menjadi Hari Citarum.
“Atas usulan pemrakarsa dan pecinta lingkungan, saya menyatakan bahwa tanggal 24 Mei dijadikan sebagai Hari Citarum. Bersama para pecinta lingkungan, kita berkolaborasi untuk bebenah Sungai Citarum. Nantinya sepanjang sungai ini akan kita adakan kegiatan rutin setiap tahunnya,” ujar Kang DS, panggilan akrab bupati.
Dadang juga berharap kerjasama dari semua pihak, terutama di sektor hulu, untuk melakukan langkah-langkah menjadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomis.
“Kita akan tingkatkan kerjasama dan berkoordinasi dengan para pelaku usaha lokal di sini, terutama penjual pasir dan batu kali. Tentunya ini bisa menjadi mata pencaharian,”ucapnya.(*)
No Comment