Operator pintu Terowongan Nanjung, Andi, mengatakan, keputusan dibukanya Terowongan Nanjung salah satunya peringatan intensitas hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini dari BMKG. Selain itu didukung data pantauan sejumlah alat canggih di lapangan milik BBWS CItarum, PJT II, Lapan dan Command Center Satgas Citarum serta juru sungai di lapangan.
“Jadi kami buka terowongan sudah sejak dari seminggu yang lalu dan sampai hari ini. Terlihat kondisi ketinggian air di pintu masih belum normal,”kata Andi, Rabu (23/6/2021).
Menurut dia, tinggi maksimal air di pintu terowongan itu setinggi 7 meter. Saat ini air masih di ketinggian 3,5- 5 meter. Normalnya ketinggian air itu di kisaran satu meter lebih.
“Ketika muka air itu tingginya satu meter lebih kami tutup pintu terowongan karena debit air sudah mulai berkurang. Ditutupnya pintu juga sebagai upaya menyeimbangkan aliran sungai yang lama agar biota di Curug Jompong tetap terpelihara,”ujar Andi.
Diakui dia, semalam ketinggian air di angka 5 meter namun saat ini sudah di angka 3,5 meter.
Selebihnya, Andi mengatakan, pihaknya saat ini terus siaga memantau kondisi air di hulu melalui laporan langsung dari 24 orang juru sungai.
“Kalau di hulu hujan, mereka langsung menghubungi kami agar pintu terowongan dibuka, selain kami memanfaatkan pantauan teknologi seperti pencatat air di Majalaya, Sapan dan Dayeuhkolot,”ucap dia.(*)
No Comment