Deputi Pengelola DAS dan Konservasi SDA Kemenko Marves Serap Aspirasi 23 Dansektor
KOTA BANDUNG – Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia menyelenggarakan rapat monitoring dan evaluasi program penanganan DAS Citarum 2022 dalam mendukung implementasi Rencana Aksi Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, di Hotel. Mercure, Kota Bandung, Jumat (22/7/2022).
Hadir memimpin Asisten Deputi Pengelola DAS dan Konservasi SDA Kemenko Marves M Saleh Nugrahadi, kemudian hadir pula Kepala Harian Satuan Tugas Citarum Harum Mayjen (purn) Dedi Kusnadi Thamim turut memberikan paparan.
Adapun agenda rakor saat itu yaitu identifikasi kendala dam permasalahan sektor yang belum mencapai target serta integrasi rencana program kegiatan Dansektor dan Renaksi Citarum.
Pada kesempatan tersebut 23 Komandan Sektor (Dansektor) masing-masing mengungkapkan permasalahan di sektor mereka. Penanganan sampah cukup mendominasi permasalahan sektor. Lainnya soal penanganan limbah industri, lahan kritis, tanggul kritis dan soal keramba jaring apung (KJA) serta merebaknya eceng gondok.
Menanggapi hal tersebut Asisten Deputi Pengelola DAS dan Konservasi SDA Kemenko Marves M Saleh Nugrahadi mengatakan, soal sampah menjadi permasalahan umum di setiap sektor. Pada kesempatan tersebut beberapa Dansektor mengusulkan adanya TPS 3R. Saleh pun mengusulkan kebutuhan akan TPS 3R dapat terintegrasi dengan program Kementerian PUPR yaitu Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities atau disingkat ISWMP adalah sebuah program peningkatan pengelolaan sampah nasional dengan target utama kota metropolitan dan skala regional.
“Tapi harus dipastikan dulu ketersediaan lahannya baru dapat diusulkan,” ucapnya.
Saleh pun menyoroti terkait potensi eceng gondok di tiga waduk di Citarum yang katanya dapat dijadikan pupuk cair maupun padat melalui sebuah teknologi yang telah diujicobakan di Danau Toba.
Ketua Harian Satgas Citarum Mayjen (purn) Dedi Kusnadi Thamim mengatakan, ada beberapa hal yang akan dilanjutkan setelah pertemuan tersebut berlangsung. Di antaranya terkait dengan kordinasi dengan BBWS Citarum.
Selebihnya, Dedi berpesan kepada para Dansektor agar tetap semangat turut terlibat menangani permasalahan Sungai Citarum hingga 2025 mendatang. Kedepan para Dansektor diharapkan dapat menjadi mentor pada naradamping daerah selepasnya program Citarum Harum berakhir. (*)
No Comment