“Beliau melihat 4-5 hektar disini masih gundul. Konsep itu sangat bagus dengan memberdayakan masyarakat di sini, dengan digaji/dibayar. Jika mereka menanam pohon 1 hektare sampai betul-betul tumbuh dan dipelihara itu akan digaji,”ujar Sudarwo.
Menurut dia, untuk 5 hektar itu akan diberikan pernghargaan berupa uang dari kocek Dedi Mulyadi sendiri. Kemungkinan satu hectare itu akan dikelola oleh satu KK. Selain itu, kata Sudarwo, Komisi IV yang membidangi lingkungan hidup dan kehutanan saat itu sempat menampung aspirasi warga setempat dan juga sektor 1.
“Tadi juga kami sampaikan kendala-kendala dan juga upaya kami selama ini. Contohnya soal tanggul di Situ Cisanti yang dikhawatirkan longsor, kita tanggul dengan cara manual,”ucap dia.
“Selain itu juga permasalahannya tentang pengangkutan sampah. Mungkin laporan juga sudah disampaikan ke sekretariat. Kita anggkut sampah-sampah itu, kita pilah. Habis itu kita keringkan, kita bakar (yang organik). Yang non organik seperti plastik kita pilah, kita berikan ke masyarakat yang mengumpulkan plastik-plastik agar bermanfaat nantinya,”katanya menambahkan.
Diakui dia, dari TPS3R yang sudah selesai, tinggal peresmian. “Kita belum bisa berdayakan kalau belum selesai. Dan di Tarumajaya ini ada TPS3R, tapi sebelum ada Satgas Citarum tidak berfungsi. Tapi ini kewenangan ada di DLH Kabupaten Bandung, tinggal menyurat, mudah-mudahan nanti bisa diberdayakan lagi,”ujarnya.
“Mobil sampah juga kita perlu. Karena yang kita tangani bukan hanya sampah di sungai, yang di permukaan tanah juga juga harus teratasi. Jika ada mobil sampah melalui kolaborasi, itu akan terangkut,”ucapnya melanjutkan.
Melalui kunjungan DPR RI yang didampingi dua dirjen dari KLHK, Sudarwo mengharapkan stakeholder terkait turun semuanya.(*)
No Comment