Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, Momentum Ingatkan Manusia Bahwa Tempat Tinggal Manusia Hanya Bumi
KOTA BANDUNG – Anggota Tim Ahli Satgas PPK DAS Citarum Supardiyono Sobirin, memaknai Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati tiap tanggal 5 Juni sebagai momentum untuk melestarikan bumi yang merupakan satu-satunya tempat untuk manusia hidup atau sebagai tempat tinggal manusia satu-satunya.
Untuk diketahui, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap tanggal 5 Juni dimulai ketika Majelis Umum PBB tahun 1972 menetapkan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada saat Konferensi Stockholm. Dua tahun kemudian, pada tahun 1974 diperingati untuk pertama kalinya dengan mengambil tema “Only One Earth“ – “Hanya Satu Bumi”.
“Sangat menarik tema perayaan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2022 juga mengambil tema “Only One Earth” – “Hanya Satu Bumi”, pertanda bahwa semua diingatkan kembali bahwa tempat tinggal peduduk warga bumi hanya satu bumi untuk dijaga kelestariannya, yang dalam praktiknya harus melibatkan semua unsur pentahelix, yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media, untuk memfokuskan upaya dalam mengatasi masalah lingkungan yang terjadi,”ujarnya, Minggu (5/6/2022).
Sobirin menyoroti, tepat pada tanggal 5 Juni 2022 pukul 08:00 menurut “worldometers.info”, jumlah penduduk di muka bumi ini 7.951.734.464 jiwa, angka kelahiran 128.092, angka kematian 53.766, pertumbuhan penduduk 74.316.
“Kita ketahui, setiap makhluk hidup di dunia memerlukan makanan, air, tempat tinggal, dan energi untuk aktivitasnya sehari-hari. Makhluk hidup juga mengeluarkan zat sisa atau limbah yang harus diproses supaya tidak mencemari lingkungan,”ucapnya.
Masalah yang dihadapi semakin kompleks untuk memenuhi kebutuhan pangan, dan konsumsi pangan yang berimbang. Kebijakan konvensional dari pemerintah tidak cukup untuk merespon hal yang berkaitan dengan ketahanan pangan, antara lain masalah ekonomi, kekurangan air dan energi, degradasi lahan, resiko iklim baik lokal maupun global, serta berbagai permasalahan sosial politik.
“Pada tahun 1798, Thomas Robert Malthus telah mempredikasi bahwa dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan bagi penduduknya. Teori Malthus menyatakan peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung sedangkan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur, sehingga manusia pada masa depan akan mengalami bencana kekurangan pangan,”katanya.
Meskipun berbagai inovasi telah diciptakan oleh para pakar, namun perangkap Malthus masih tetap menghantui penduduk bumi. Upaya penduduk bumi secara terus menerus untuk dapat menyediakan pangan seiring pertumbuhan penduduk terus diuji sepanjang waktu.
“Diversifikasi pangan menjadi salah satu kata kunci, bahan pangan non-padi yang bisa diproduksi dari lahan kering non-sawah sangat potensial untuk dikembangkan dan dikampanyekan terus menerus kepada seluruh penduduk bumi,” ucapnya.
Sebagai pengingat bersama, kata dia, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Deklarasi Stockholm berisi 26 poin, antara lain adalah: pendidikan lingkungan sangat penting, sains dan teknologi harus digunakan untuk memperbaiki lingkungan, pemukiman manusia harus direncanakan untuk menghilangkan masalah lingkungan, perencanaan rasional terpadu yang harus bisa menyelesaikan konflik antara lingkungan dan pembangunan.
“Demikian ulasan saya, Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 – “Only One Earth”, jangan hanya seremonial pok-pek-pok-pek omong saja, tetapi langsung praktik, prak-prung-der,”katanya.(*)
No Comment