Blog

HPSN, Jabar Ajak Masyarakat Manfaatkan Bank Sampah

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengajak warga Jabar untuk memulai mengolah sampah lebih baik lagi.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Jabar Didi Adji Siddik mengatakan, salah satu pengolahan sampah yaitu menggunakan perspektif ekonomi dengan memanfaatkan atau menghadirkan bank sampah. Sebelum ke bank sampah, warga membiasakan diri untuk memilah sampah dari rumah seperti membagi sampah kemasan dengan sampah sisa makanan. Membagi sampah yang mudah terurai dengan sampah yang sulit terurai.

“Terdapat bank sampah di Jawa Barat yaitu sistem pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dengan memberikan reward bagi yang berhasil memilah sampah,” ujarnya pekan lalu dalam Webinar “Awareness Waste Management”.

Sampai saat ini terdapat 12 unit Bank Sampah Induk (BSI) dan 929 Unit Bank Sampah Unit (BSU) di Jawa Barat. Sampah yang terkelola di Bank Sampah se Jawa Barat sebanyak 5.2 juta ton/tahun.

Selain itu, terdapat aplikasi yang dikelola bank sampah secara digital bernama Octopus dan Greeny. Dalam aplikasi nanti terdapat jenis-jenis sampah yang dapat dipilih, untuk sampah non-organik modelnya ialah sistem jemput.

“Untuk sampah organik akan kita kembangkan menggunakan maggot di DLH. Kita mengenalkan Zero Waster Lifestyle dengan Bank Sampah dan Maggot dalam rangka untuk mengimbau untuk bisa melakukan zero waste lifestyle atau budaya efesiensi. Contohnya ialah membuat budaya-budaya mengurangi sampah plastik seperti memakai botol sendiri untuk membawa minum, membawa kantong belanja, dan lainnya. Hal tersebut demi mengurangi sampah plastic,” ucap dia.

Didi menambahkan, walaupun tidak melakukannya di bank sampah tetapi masyarakat tetap dianjurkan untuk memilah sampah di rumah agar sampah yang dibuang tidak lagi, dibongkar oleh orang lain yang biasanya mencari sampah botol plastik dan menjadi berantakan kembali.

“Untuk sampah organik kita bisa pastikan makanan kita harus abis agar dapat mengurangi jumlah sampah,” ucapnya.

Sementara itu, selain perspektif ekonomi, DLH Jabar pun mengarahkan pengelolaan sampah dengan perspektif kearifan local. Yaitu dengan membentuk budaya mengelola sampah, budaya mengelola sampah di kampung iklim, budaya memilah sampah di tempat kerja, budaya mengelola sampah di sekolah, dan budaya masyarakat hukum adat dalam mengelola sampah.(*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.