Blog

Kawasan Pasar Induk Gedebage Banjir, Pemkot Bandung Lakukan Sejumlah Upaya

KOTA BANDUNG – Salah satu permasalahan yang tengah dipecahkan Pemkot Bandung saat ini adalah banjir. Seperti diketahui, banjir sempat terjadi di kawasan Gedebage Kota Bandung, Minggu 11 Desember 2022 petang.

Dikutip keterangan Humas Kota Bandung, berdasarkan data yang diterima Humas Kota Bandung, banjir yang terjadi di kawasan Gedebage diakibatkan intensitas hujan di daerah hulu (wilayah Ujungberung) tinggi. Sehingga air hujan tidak dapat tertampung oleh Sungai Cipamulihan dan anak-anak sungainya.

Selain itu, air yang datang dari arah hulu maupun dari dalam Pasar Induk Gedebage juga tidak dapat tertampung oleh keberadaan kolam retensi.

Begitupula air yang datang dari dalam Pasar Induk Gedebage membawa sampah yang sangat banyak. Juga kondisi air Sungai Cinambo yang sudah sejajar dengan Jalan Cimincrang.

Kepala UPTD Operasional Pemeliharaan Gedebage pada Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Mochamad Mucharam mengungkapkan, saat ini kawasan Gedebage menjadi salah satu prioritas penanganan banjir. Utamanya sekitar bagian depan Pasar Induk Gedebage.

“Karena menjadi penyebab macet di Jalan Soekarno-Hatta bila banjir di depan Pasar Induk. Jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan,” ujarnya, Senin 12 Desember 2022 malam.

Berbagai cara juga sudah dilakukan Pemkot Bandung. Mulai dari pengerukan saluran air di samping pasar, pemeliharaan berupa pengerukan di Sungai Cipamulihan dengan alat berat, penyedotan dengan menggunakan rumah pompa, serta pembersihan tali-tali air yang tersumbat.

“Memang penanganan (banjir) kemarin agak lama, memerlukan waktu 4 jam. Dua kali lipat lebih lama dari biasanya,” ujar Mucharam menambahkan.

Secara keseluruhan, data dari DSDABM Kota Bandung memaparkan sampai saat ini, total titik genangan di Kota Bandung berjumlah 68 dengan berbagai upaya penanganan yang dilakukan oleh DSDABM Kota Bandung.

Mulai dari target 9 kolam retensi, 3.706 buah drumpori, 647 sumur resapan, dan 14 rumah pompa.

Selain itu, penanganan lahan kritis pun sudah dilakukan. Di antaranya: Wetland Cisurupan, Bukit Mbah Celeng, Bukit Mbah Garut, Kanbay Garung, Saluran/Kali Mati Padjamsah, serta Lembah 101 Tangga.

Sebagai penutup, Mucharam berpesan kepada seluruh pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat Kota Bandung untuk sama-sama menjaga kebersihan, utamanya menjaga perilaku membuang sampah.

Menurut dia, tertib membuang sampah akan sangat membantu upaya pemerintah dalam pencegahan banjir di beberapa titik rawan.

“Jangan buang sampah sembarangan, buang pada tempatnya,”ucapnya.(*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.