Blog

Meski Pandemi, Minat Warga Menanam Pohon Tetap Tumbuh

BANDUNG-Dinas Kehutanan Jawa Barat menargetkan 50 juta bibit pohon tertanam di lahan kritis yang ada di provinsi Jawa Barat. Hal itu sesuai dengan program Gerakan Tanam dan Pelihara 50 Juta Pohon Jabar Juara.

Kepala Dinas Kehutanan Jabar yang juga Ketua Pokja Penanganan Lahan Kritis Satgas Citarum Harum Epi Kustiawan mengatakan, pihaknya optimistis target 50 juta pohon dapat tercapat pada akhir tahun 2021 ini. Saat ini hingga Selasa (10/8/2021) tercatat 37.098.058 bibit pohon telah tersebar di Jabar yang terangkum dalam Si Mantri Bibit (Sistem Informasi Pemantauan Kontribusi Bibit).
“Jumlah tersebut berasal dari masyarakat yang menanam sendiri sebanyak 26.760.358 bibit, sisanya sumbangan bibit dari berbagai pihak yaitu 10.057.136 bibit,”ucap Epi, Selasa (10/8/2021).

Menurut Epi, meski saat ini pandemi jumlah yang menanam bibit pohon setiap bulannya bahkan setiap harinya terus bertambah.

Misalnya pada Senin (9/8/2021) tercatat 36.836.720 bibit pohon. Artinya ada penambahan bibit sebanyak 261.338 bibit pohon yang tersebar di 27 kota kabupaten.

Adapun yang ditanam di antaranya Bakau ( Rhizophora),Gamal (Gliricidia sepium), Kaliandra (Calliandra Calothyrsus), Albazia, Kopi (Coffea),Jati (Tectona grandis), Sengon (Falcataria moluccana),Pinus merkusi, Suren (Toona),dan Mahoni (Swietenia mahagoni).

Untuk diketahui, jumlah luas lahan kritis di Jabar sebanyak 911.000 hektare. Di antaranya 150.000 hektare merupakan dalam kawasan. Sisanya berada di luar kawasan yang menjadi tanggung jawab semua pihak.

Dari jumlah tersebut, lahan kritis yang ada di DAS hulu Citarum seluas 77.000 hektare. Dari jumlah tersebut 15.000 hektare di antaranya merupakan kawasan hutan atau yang merupakan kewenangan pemerintah pusat. Dari sisa sekitar 61.000 hektare, yang diintervensi oleh Satgas Citarum Harum yaitu seluas 53.000 hektare. Sementara sisanya merupakan lahan pemukiman, sawah, bangunan air dan lainnya.

“Lahan kritis kita cukup luas sehingga kemudian penanganan lahan kritis tidak hanya mengandalkan pemerintah. Ini perlu adanya kontorbusi dan partisipasi masyarakat, harus kolaboratif,” tutur dia.

Surat Edaran
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat menerbitkan Surat Edaran No. 522.4/17/Rek tanggal 17 Februari 2020 Tentang Pelaksanaan Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon di Lahan Kritis Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat. Gubernur menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Jawa Barat untuk melaksanakan gerakan tanam pohon dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pengendalian dan Rehabilitasi Lahan Kritis serta untuk mewujudkan Pemulihan Daerah Aliran Sungai di Jawa Barat.

Adapun rinciannya yaitu:

1. Setiap ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 10 pohon;
2. Menikah sebanyak 10 pohon/orang;
3. Kelulusan/Wisuda (SMA/SMK/Perguruan Tinggi) sebanyak 10 pohon/orang:
4. Berulang tahun sebanyak 1 pohon/orang;
5. Kenaikan pangkat/promosi jabatan ASN/TNI/POLRI sebanyak 50 pohon/orang;
6. Masyarakat yang memperoleh perpanjangan STNK kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 5 pohon dan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 10 pohon;
7. Badan usaha yang memperoleh izin (IMB/Izin Usaha/ dsb) sebanyak 100 pohon / badan usaha;

Bagi masyarakat/badan usaha yang tidak memiliki lahan, maka partisipasi Gerakan tanam pohon dapat berupa penyampaian bibit pohon ke Kantor Cabang Dinas Kehutanan/Penyuluh Kehutanan di Wilayah masing-masing Kecamatan.

Selanjutnya masyarakat/badan usaha yang berkontribusi dengan melakukan penanaman secara mandiri dapat melaporkannya penanamannya melalui http://www.e-tanam.id

Melului Si Mantri Bibit pun masyarakat bisa melakukan donasi dan mengetahui lokasi posko kontribusi bibit.

“Jika gerakan ini terus berlanjut dalam setahun 50 juta pohon, pada 2025 nanti Jabar bisa menjadi green province. Saya optimistis hal itu bisa tercapai dengan gotong royong dengan masyarakat,”ujar Epi.

Meski demikian, Epi tidak memungkiri adanya kendala terutama dalam pemulihan lahan di luar kawasan. Lahan di luar kawasan kebanyakan lahan milik yang luasnya mencapai 700.000 hektare.

“Ini perlu ada pendekatan dan sosialisasi kepada pemilik agar dapat terlibat dalam pemulihan lahan,” ujar dia. (*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.