Dikutip dari Instagram resmi Dinas Lingkungan Hidup Jabar, sampah mikroplastik merupakan sampah berukuran kecil yang biasa ukurannya sekitar 1 mikrometer hingga 5 milimeter. Mikroplastik ini berasal dari penguraian sampah plastik yang ukurannya lebih besar, di mana nantinya sampah plastik tersebut tidak akan pernah terurai dengan sempurna sehingga menghasilkan sampah mikroplastik.
Kerap kali sampah mikroplastik ini ditemukan di daerah perairan, salah satunya adalah sungai. Tidak sedikit warga yang membuang sampah plastik sembarangan, sehingga akhirnya hanyut sampai ke sungai dan lama-lama menjadi sampah mikroplastik. Munculnya sampah mikroplastik ini tentu menjadi ancaman bagi lingkungan dan para mahluk hidup.
Sampah mikroplastik tidak hanya mencemari lingkungan saja, tetapi juga dapat mengganggu ekosistem di darat dan di laut. Bahkan, saking kecilnya ukuran sampah mikroplastik, tidak menutup kemungkinan bahwa sampah ini dapat terkonsumsi secara tidak sengaja oleh manusia, melalui hewan atau tumbuhan yang mereka makan.
Beberapa penelitian menjelaskan efek negatif sampah mikroplastik bagi kesehatan manusia, antara lain mengganggu sistem saraf, memunculkan hormone dan kekebalan tubuh, hingga paling parah meningkatkan resiko kanker.
Sementara itu, Kepala Balai Teknologi Polimer BPPT Erny S. Soekotjo dikutip dari pernyataan Guesehat kepada CNNIndonesia.com menuturkan, produk apapun selama masih mengandung polimer, ia tetaplah plastik. Misalnya tas plastik yang terbuat dari bahan alami yang mudah terurai.
“Memang ia mudah hancur, tetapi komponen plastiknya sekecil apapun tetap ada, bahkan pecah menjadi partikel yang lebih kecil dan menimbulkan bahaya baru bernama mikroplastik,” ujarnya.
Dengan ukuran yang sangat kecil ini, mikroplastik bisa dengan mudah diserap tubuh. Hanya saja sampai saat ini belum ada studi yang mengevaluasi dampak mikroplastik untuk kesehatan, namun komite bersama FAO dan WHO untuk Kemanan Bahan Aditif Makanan menyatakan bahwa beberapa monomer bersifat karsinogenik atau toksik jika tertelan.
Mengutip penelitian dari Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO, berikut beberapa bahaya mikroplastik untuk kesehatan.
1. Dicurigai mengganggu sistem endokrin
Zat aditif dalam plastik dicurigai bisa mengganggu sistem endokrin atau hormonal dalam tubuh. Bahan-bahan atau senyawa kimia beracun yang sebelumnya udah diserap plastik akan dilepaskan dan terakumulasi secara biologis di lingkungan.
2. Banyak bahan makanan yang berbahaya
Mikroplastik akan mungkin terakumulasi di saluran pencernaan hewan yang memakan plastik. Salah satunya adalah ikan dan kerang.
Konsumsi ikan dan kerang bisa jadi cukup membahayakan untuk kesehatan karena mikroplastik. Jika mengonsumsi ikan, buanglah semua bagian perutnya. Isi perut ikan kemungkinan mengandung mikropartikel. Hanya saja ini tidak berlaku untuk spesies ikan berukuran kecil misalnya sarden, ikan teri, dan sejumlah ikan air tawar berukuran kecil yang harus dimakan utuh.
Sedangkan untuk kerang, penelitian menemukan bahwa kerang konsentrasi mikroplastik tertinggi dalam kerang adalah 4 partikel/gram. Artinya, dalam 250 gram kerang ada 1.000 partikel mikroplastik di dalamnya.
3. Diduga mengganggu kekebalan tubuh
Diperkirakan hanya partikel terkecil antara 1,5 mikrometer atau kurang yang bisa masuk ke dalam pembuluh darah kapiler organ di seluruh tubuh. Sisanya akan dibuang lewat urin. Mikroplastik diduga berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi menyebabkan stres oksidatif dan perubahan pada DNA.(*/naufal)
cempi
thanks for education