Musisi Dunia Gencarkan Konser Ramah Lingkungan
Siapa bilang kegiatan bermusik tidak ada sangkutpautnya dengan lingkungan? Kegiatan bermusik khususnya konser musik berpotensi menyumbang sampah juga ternyata. Namun saat ini, ternyata penyelenggaran konser maupun pemusik itu sendiri mulai menyadari korelasi konser dan keberlangsungan lingkungan hidup.
Dikutip dari akun resmi Dinas Lingkungan Hidup Jabar, salah satu musisi yang peduli terhadap lingkungan yaitu grup band Coldplay. Tahun ini, Coldplay menggelar rangkaian tur koser ramah lingkungan, yang diklaim dapat memangkas 50% emisi karbon dibandingkan konser sebelumnya.
Rangkaian konser ini digelar setelah 2 tahun sebelumnya mereka mengumumkan tidak akan menggelar konser hingga menemukan solusi untuk dapat menciptakan konser ramah lingkungan.
Selama kurun waktu tersebut, mereka berkonsultasi dengan para ilmuwan dan ahli lingkungan untuk dapat menggelar konser ramah lingkungan, seperti menggunakan sumber energi terbarukan, menggunakan teknologi penangkap karbon, serta detail kebutuhan lainnya yang tidak menghasilkan emisi besar dan alat penunjang yang dapat di daur ulang.
Dikutip dari Media Indonesia, pada artikel “Sadar Lingkungan, Musisi Dunia Makin Banyak Memilih Green Touring” 5 Februari 2020, salah satu cara pemusik adalah dengan menggelar konser yang ramah lingkungan atau yang disebut green touring.
Contohnya, Billie Eilish yang baru memenangkan lima Grammy mengharuskan penyelenggara untuk menerapkan larangan penggunaan sedotan plastik dan air mineral dalam kemasan. Sebagai gantinya, konser Eilish harus dilengkapi dengan stasiun isi ulang air. Dengan begitu diharapkan konser itu dapat menekan penggunaan 35 ribu botol air sekali pakai yang biasa dihasilkan di konser-konser.
Meski baru belakangan populer, green touring nyatanya sudah ada selama beberapa dekade dengan dimulai oleh dua musisi yang populer di tahun 70-an, Neil Young dan Bonnie Raitt.
Suatu penelitian tahun 2007 menemukan bahwa sektor pertunjukan musik merupakan penghasil mayoritas dari jejak karbon industri musik Inggris.
Suatu studi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa pertunjukan musik menghasilkan 405 ribu metrik ton emisi gas rumah kaca tahun itu di Inggris saja – setara dengan energi yang digunakan oleh 46 ribu rumah AS dalam setahun.
Maroon 5 pun telah berupaya untuk membuat tur mereka lebih ramah lingkungan tahun tersebut.
“Pada akhir setiap konser, saya akan berjalan-jalan dan melihat tumpukan botol plastik dan gelas bir, dan sampah berserakan di bukit berumput hijau yang dimiliki oleh semua amfiteater ini. Kelihatannya seperti tempat sampah. Saya hanya berpikir itu sangat kontras dengan kegembiraan dan sisi positif dari pengalaman menonton musik live yang harus ditindaklanjuti dengan pemborosan dan hal-hal yang tidak berkelanjutan,” kata Jesse Carmichael, pianis dan gitaris Maroon 5 dikutip dari CNN. Cara lebih besar dijalankan Adam Gardner, gitaris dan vokalis untuk band rock Guster.
Gardner bersama istrinya, Lauren Sullivan, mendirikan Reverb, organisasi lingkungan nirlaba yang bekerja dengan musisi untuk mengurangi dampak lingkungan dari tur mereka. Sekarang, empat anggota Maroon 5, ialah di antara musisi dan profesional industri musik lainnya, duduk di dewan penasihat Reverb.
Reverb mengatakan bahwa bersama-sama, mereka telah mengurangi lebih dari 300 juta pon emisi CO2 – setara dengan yang dihasilkan 29.000 kendaraan selama setahun.
Gardner mengatakan green touring telah masuk dalam arus utama selama beberapa tahun terakhir, dengan beberapa artis paling terkenal seperti Shawn Mendes, P!nk, Dave Matthews Band, Fleetwood Mac, dan 1975 bermitra dengan Reverb untuk tur mereka.
Beberapa cara Reverb membantu seniman dalam “menghijaukan” tur mereka termasuk meminta katering yang menggunakan bahan-bahan pangan lokal, atau katering yang menggunakan bahan nabati. Selain itu, mereka juga mengurangi jumlah kru saat tur, menjual barang dagangan yang diproduksi dari bahan yang berkelanjutan, mengganti baterai sekali pakai yang digunakan dalam ear monitor dengan yang dapat diisi ulang, dan merekayasa lampu panggung musisi agar hemat energi.
Reverb bahkan mengirim perwakilan di antara kru tur untuk mengawasi “strategi penghijauan” ini. Lebih dari 34 jadwal tur 2019 mereka, Reverb mengatakan itu membantu Maroon 5 mengurangi 2.580 drum sampah dari TPA dan menyediakan stasiun isi ulang air yang mensubtitusi penggunaan 11.060 botol plastik sekali pakai dari TPA.
Dalam tur itu, Maroon 5 juga mendirikan Eco-Village, yang mendidik lebih dari 23 ribu pengunjung konser tentang cara mengurangi jejak karbon mereka dan bagaimana menjadi lebih sadar lingkungan.
Setelah tur berakhir, Reverb menghitung jejak karbon total tur untuk menentukan offset yang diperlukan untuk menjadi karbon netral. Ini juga memfasilitasi pembelian offset dan membantu artis memilih proyek yang ingin mereka dukung, seperti proyek energi terbarukan.
Musisi Indonesia tidak ketinggalan dalam gerakan konser hijau ini. Musisi legendaris Iwan Fals sudah lama memberi persyaratan penanaman pohon bagi penyelenggara konsernya. Sementara band grunge Navicula terlibat dalam proyek dokumenter Pulau Plastik.
Synchronize Festival juga membuat perbedaan pada tahun lalu, dengan menyediakan stasiun isi ulang air sebagai bagian dari konsep yang mereka usung. Para pengunjung konser pun dianjurkan membawa botol minum sendiri. Selain menyediakan stasiun isi ulang, Synchronize Fest juga mendaur ulang limbah publikasi seperti banner dan spanduk.(*)
No Comment