Patriot Desa Margaasih Ciptakan Pot Dari Popok Sekali Pakai
KOTA BANDUNG – Berawal dari menambah penghasilan warga, Patriot Desa Margaasih, Kecamatan Cicalengka berinisiatif menciptakan pot tanaman yang berasal dari popok sekali pakai dengan campuran semen.
Lailatul Azizah, Patriot Desa Margaasih menuturkan, pot tanaman tersebut dinamakan Poppers, karena berasal dari limbah popok sekali pakai yang lebih dikenal dengan pampers. Limbah popok yang sudah dibersihkan dicampur dengan semen lalu dibentuk atau dicetak dengan pot plastik menjadi pot tanaman. Kemudian dikeringkan dan dicat.
“Sebetulnya Patriot Desa ini intinya mengintervensi bidang ekonomi, lingkungan dan sosial. Sementara produk ini berangkat dari ekonomi bukan lingkungan sebenarnya,”ujar Lailatul pada Podcast Ngonci akhir pekan lalu.
Diakui Lailatul, Desa Margaasih memang ingin menambah keragaman keunggulan desa. Mereka terpikir untuk upcycling agar mendapat double manfaat, ekonomi dan lingkungan.
“Awalnya mau kain dari limbah kain karena di sini kan kampung hijab. Yang kedua limbah popok. Pas dibreakdown memutuskan milih pot pampers ini karena bahan pembuatan dan SDM lebih mendukung realisasi popok ini,”ucapnya.
Dalam pengerjaannya, pengolahan popok sekali pakai dilakukan keluarga penggerak lokal yang terdiri dari suami, istri dan anak.
Lailatul mengatakan, pengolahan limbah popok jadi semen tersebut dilakukan sejak Juli 2022 atau sudah berjalan enam bulan dengan memanfaatkan limbah popok dari lima balita. Dari jumlah limbah popok tersebut saat ini belum sebanding dengan proses pembuatan Poppers dengan demikian dia berharap kedepan akan ada keluarga penggerak tambahan pengolah limbah popok sehingga lebih masif lagi.
Lebih jauh, jika dikaitkan dengan program penanganan DAS Citarum tentunya program Patriot Desa Margaasih ini sangat berkaitan karena sungai-sungai di Cicalengka merupakan anak sungai Citarum yang juga perlu perhatian lebih dari masyarakat sekitar.
“Kami pun akan mendorong warga untuk bersama-sama menjaga sungai, kita lakukan dari langkah kecil dulu,”tuturnya.(*)
No Comment