Untuk diketahui, kawasan Sektor 7 kurang lebih 15 Km sepanjang Jembatan Dayeuhkolot sampai dengan Jembatan Cilampeni.
“Dengan kondisi bentangan Sungai Citarum wilayah Sektor 7 yang cukup panjang maka perlu diadakan Patroli Sungai untuk mengetahui secara fisik keadaan Sungai Citarum di lapangan,”ujar Jefson.
Diakui dia, selama melaksanakan patroli sungai masih terdapat sampah-sampah berserakan di bantaran sungai, meski jika dilihat dari jalan inspeksi, sampah tidak terlihat. Di pertigaan-pertigaan sungai juga masih ada sampah-sampah melintas yang masuk ke Sungai Citarum.
“Selama menyusuri Sungai Citarum juga mengecek saluran-saluran pembuangan air pabrik-pabrik ke Sungai Citarum,”tutur dia.
Pihaknya pun melakukan pengecekan progress kegiatan alat berat excavator Sektor 7 yang berada di bantaran Sungai Citarum Desa Bojongmalaka dan pengecekan pintu-pintu air yang sudah tidak berfungsi lagi.
“Hasil pemantauan di lapangan banyak memang pintu-pintu air sungai yang sudah tidak berfungsi lagi sehinga mengakibatkan bila debit air Sungai Citarum naik ditambah lagi dengan hujan deras maka berdampak daerah/wilayah tersebut banjir, seperti yang selama ini terjadi di wilayah Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah dan Desa Dayeuhkolot Kecamatan Dayeuhkolot,”kata dia.
Meski demikian, terdapat optimisme ketika melihat perkembangan proyek infastruktur penangana banjir Bandung Selatan.
“Selama menyusuri Sungai Citarum ini juga terlihat pembangunan tanggul sepanjang Andir sampai dengan Bojongmalaka dan juga terlihat pembangunan Kolam Retensi di Andir. Tak ketinggalan pula terlihat pembangunan folder-folder di belakang Makoyon Zipur 3 yang lama, di Desa Dayeuhkolot dan jembatan Cijambe Desa Bojongmalaka,”kata dia.
Diharapkan pembangunan-pembangunan tersebut selesai di akhir tahun 2021. Dengan demikian, daerah/wilayah yang merupakan langganan banjir di wilayah Sektor 7 seperti Andir, Dayeuhkolot dan Bojongmalaka segera dapat teratasi.(*)
No Comment