Dari jumlah tersebut, 43 persen sampah organik, 15 persen sampah plastik, 11 persen sampah kertas, 2 persen sampah logam, 0.9 persen sampah karet, 2 persen sampah kain, 3 persen sampah kaca, dan 11 persen sampah lain-lain.
Prima menuturkan, pihaknya menargetkan pengurangan 30 persen sampah pada 2025. Dalam skala regional, Jabar sendiri saat ini baru mampu mengurangi sampah sebesar 6,52 persen.
“Peran besar dari ibu rumah tangga mengurangi dari sumbernya,” kata Prima. “Peran ibu- ibu bagaimana mengurangi secara aksi, dan mengedukasi anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Kami berharap webinar ini memberi wawasan,” imbuhnya dikutip dari keterangan Humas Jabar pada webinar “Circular Economy Persampahan” bertema “Peran Ibu dalam Mengurangi Sampah” di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (21/12/2021).
Prima juga menyebut, ibu adalah potensi besar dalam menekan jumlah sampah di Jabar. Apalagi di Jabar, terdapat sebanyak 52.193 RW, 5.312 desa, 645 kelurahan. “Semuanya banyak ibu- ibu di kecamatan, di RW berpotensi mengurangi sampah yang ada di Jawa Barat,” ucapnya.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jabar Dwina Roosmini Setiawan berkeinginan membuka pandangan ibu terkait pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga, sehingga ibu dapat menjadi sosok sentral dalam rumah tangga yang siap menjadi agent of change.
“Kami (Ibu- ibu) ini bisa ditunjuk, diberdayakan, sebagai agent of change untuk perubahan perilaku. Perubahan perilaku hal yang sangat penting dalam pengelolaan persampahan ataupun dalam instrumen pengelolaan lingkungan secara umum,” tutur Dwina.
Dalam membentuk mindset kesadaran dalam pengelolaan sampah, kata Dwina, sejumlah hal yang perlu ditekankan di antaranya risk awareness, health knowledge, personal norm, social support, dan action knowledge.
“Maka akan jadi dasar di dalam pikiran dan hati, sehingga perubahan perilaku akan terjadi,” katanya.
Dwina menyebut DWP Jabar siap membantu dan mendukung ekonomi sirkular pengelolaan sampah di Jabar. Ia pun mengatakan bahwa teknologi apapun yang dihadirkan harus sesuai kondisi sosial.(*)
No Comment