Pokja Edukasi Citarum Harum Lahirkan Piloting Pengolahan Sampah
BANDUNG-Kelompok Kerja Edukasi Satuan Tugas Citarum Harum terus mendorong masyarakat di sekitaran Daerah Aliran Sungai Citarum (DAS) Citarum untuk dapat mengelola sampah sendiri tanpa harus membuang sampah hingga ke tempat pembuangan akhir sampah seperti ke TPA Sarimukti. Dorongan tersebut dilakukan setidaknya dari level desa terlebih dahulu.
Ketua Pokja Edukasi Satgas Citarum Harum Bambang Tirtoyuliono menuturkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Disperkim provinsi Jawa Barat telah membuat percontohan atau piloting pengelolaan sampah tingkat desa, dengan kapasitas 2 ton/hari di antaranya di Kota Cimahi dan Kab. Purwakata pada 2020 lalu. Di sana, terdapat incinerator untuk mengolah sampah di tingkat desa yang bisa diolah dan mendapatkan nilai tambah. Untuk pengelolaannya, akan berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa yaitu kerjasama pengelolaan dengan BUMdesa sehingga menghasilkan revenue dari pengolahan sampah tersebut berupa pupuk kompos dan bahan baku konstruksi/bahan baku habbel.
“Berdasarkan hitungan timbulan sampah, idealnya kebutuhan pengelolaan sampah DAS Citarum di level desa sekitar 1.122 titik. Jumat (28/1/2021).
“kedepan pengelolaan sampah di level desa bisa diintegrasikan supaya ada skenario pengelolaan bisnis, karena harus mengeluarkan biaya untuk operasional pengolahan sesuai dengan manajemen sampah,” ucap dia.
Pada tahun 2021 ini, kata Bambang, program tersebut akan diintegrasikan. Selebihnya, pada tahun 2021 ini akan memetakan semua aktivitas atau kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat dan edukasi kesehatan lijgkungan baik yang sudah ada di perangkat daerah kabupaten/kota dan perangkat daerah provinsi yang lokusnya di DAS Citarum. “kata dia.
“Tahun 2020 sebetulnya kemarin sudah banyak kegiatan di Citarum antara lain pelatihan dan pendampingan teknis tentang jaring apung yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan, kemudian ada 1juga TMMD, TNI Manunggal Masuk Desa itu ada di 4 Kabupaten di DAS Citarum, ada kemudian pembinaan BUMDes jadi artinya BUMDes di sana juga sebetulnya sampah ini sedang kita coba dorong di tahun 2021 ini bahwa pengelolaan sampah pilloting di 2 lokasi tersebut mau kita kolobarasikan yang selanjutnya akan dijadikan benchmarking di desa lainnya,”tutur dia.
Bambang menjelaskan, output yang mau dikerjakan pada action plan Citarum Harum yaitu yang pertama menyusun Pokja Edukasi dan pemberian masyarakat. Kemudian membentuk Perdes pencegahan dan pemulihan pencemaran DAS Citarum. Ketiga, menyusun dan menetapkan kepala desa tentang pembentukan Pokja pencegahan penanggulangan dan pemulihan DAS Citarum.
“Artinya bahwa setiap desa di DAS Citarum itu kita dorong kepala desa selain membuat peraturan desa juga buat keputusan tentang Pokja desa sehingga masyarakat desa atas dasar KPI yang dibuat di masing-masing desa dalam konteks pencegahan penanggulangan dan pemulihan Citarum bisa dilaksanakan di level grassroad”ujar dia.
Kemudian yang keempat atau terakhir melakukan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan penanggulangan dan pemulihan pencemaran DAS Citarum. Adapun indikator outcomenya yaitu konservasi lingkungan adalah konservasi lingkungan kemanfaatan. Pihaknya akan masuk ke level di sekolahan.
“Yang kedua edukasi, di mana pelakunya itu adalah semua elemen yang ada di dalamnya DAS Citarum apakah itu level provinsi, level kabupaten kota yang ada di DAS Citarum dan juga yang tidak kalah penting kita mengajak, konteks masyarakat pemerintahan desa,” kata dia.
Yang tidak kalah penting, lanjut dia, monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan adalah instrumen dari monitoring.
“Bicara instrumen monitoring, pertama kita harus lakukan juga survei terhadap desa-desa di sekitar Citarum. Dari disekitar 2400 an desa DAS Citarum itu tidak mungkin kalau kita sendiri kita perlu bekerja bersama atau kolektif dengan kabupaten kota dan juga dengan desa,”kata dia. Kemudian evaluasinya nanti dilakukan setiap triwulannya.
No Comment