Satu unit rumah pohon berlantai tiga berdiri tegak di sana. Di antara lantai teratas dan lantai dasar rumah kayu terdapat perahu kayu sepanjang lima meter menjadi keunikan tersendiri.
Penasaran hanya melihat dari luar, melihat lebih dekat lagi Taman Ceria, rumah pohon itu bertumpu pada enam batang pohon besar dan tinggi di sana. Antara satu pohon ke pohon lainnya dibangun jembatan kayu dan sarang burung besar yang bisa dijadikan tempat berteduh pengunjung atau hanya sekedar berswafoto.
Namun pada Selasa (30/3/2021) saat itu rumah kayu belum dibuka untuk umum. Warga masih beraktifitas di taman yang saat itu memanfaatkan komidi putar, trampolin, ayunan, mandi bola dan arena melukis yang dikelola oleh warga setempat.
Dansub 9 Sektor 6 Serda David Rusdianto menuturkan, rumah pohon tersebut baru beberapa hari yang lalu tuntas dibangun. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan peresmian dengan mengundang berbagai pihak dalam waktu dekat.
Babinsa Pelda Dadik Mauludin mengatakan, rumah pohon tersebut merupakan bukti dari sinergitas Satgas Citarum Harum dengan warga setempat. Pihaknya membangun taman guna menyulap kawasan yang dulunya jadi tempat pembuangan sampah liar menjadi taman yang bersih dan tempat berinteraksi warga.
“Sekarang taman ini dikembangkan dengan dibangun rumah kayu bersama warga RW 21 yang dikenal guyub. Sekarang bisa dilihat warga memanfaatkan taman ini sebagai tempat rekreasi yang terjangkau,” ucap dia.
Ketua RW 21, Gufron Cokro Valentino mengatakan, ide dibangunnya rumah pohon merupakan ide dinamis. Awalnya mereka tidak mengarah untuk membuat rumah pohon.
“Kami hanya ingin selamatkan lingkungan agar jangan sampai tempat seperti ini jadi tempat sampah liar. Ide-ide kami akhirnya disempurnakan dengan hadirnya rumah pohon berkat dukungan Satgas Citarum terjadi sinergitas dengan warga. Babinsa kasih arahan, lalu kita improvisasi bareng,”ujar Gufron.
Diakui dia, awalnya juga mereka ingin merupakan dirikan sarana panjat tebing namun akhirnya rumah pohon yang paling bisa merangkul semua kalangan.
“Dalam pelaksanaannya kami warga bergotong royong dalam menyiapkan bahan-bahan rumah kayu, ada di antaranya kayu palet bekas juga. Termasuk semua biaya dari warga dan sumbangan elemen lain termasuk dari Satgas tapi pas pengerjaan kami melibatkan pihak profesional untuk mewujudkan rumah kayu ini dibantu dengan gotong royong warga di sini,”ujar dia.
“Alhamdulillah dalam kurun waktu 4 bulan rumah kayu ini selesai tepat Jumat pekan lalu jadi belum dibuka untuk umum, tapi ada rencana diresmikan pekan ini juga,” ucap Gufron menambahkan.
Selanjutnya, tak hanya rumah kayu, pihaknya akan menyiapkan wahana lainnya yaitu flying fox dan menara Eiffel dari bambu. Namun mereka masih mencari pihak yang tertarik untuk ikut mewujudkan impian mereka. (*)
Wahyu
mantaaabs