Blog

Sektor 22 Citarum Harum Dukung Pemkot Bandung Percepatan ODF

BANDUNG-Satuan Tugas Citarum Harus Sektor 22 mendukung program Pemerintah Kota Bandung dalam rangka Percepatan Open Dification Free (ODF) atau kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Hal itu kaitannya dengan mengurangi masyarakat BAB sembarangan menuju air sungai bersih dan sehat. Program tersebut bersinergi dengan program Citarum Harum.

Pada pelaksanaannya Satgas Sektor 22 bergerak bersama aparat kewilayahan mensosialisasikan sebuah keharusan bagi masyarakat untuk memiliki septick tank (kakus) di rumah mereka masing-masing.

Adalah Serka Agung Setya Purnama (staf sektor 22) bersama Pelda Nur Suhud (Dansub 02/22) mendampingi Lurah Sukaluyu Kecamatan Cibeunying Ami Rahmiani, melaksanakan kegiatan sosialisasi pentingnya memiliki septic tank pada warga, Senin (19/4/2021). Sosialisasi dilakukan secara door to door atau pintu ke pintu.

“Kami dari satgas Citarum Harum, mendampingi Ibu Lurah bermaksud untuk menyampaikan kepada warga bahwa Pemkot Bandung memiliki Program ODF, maka warga semua diharuskan memiliki kakus di rumah masing masing,” kata Agung.

Pada kegiatan tersebut mereka melakukan pendataan terhadap 31 KK yang mayoritas merupakan keluarga mampu. Tim Satgas menginstruksikan, agar masyarakat tersebut wajib membuat septic tank mandiri, komunal maupun dialirkan ke saluran BUDP.

“Dengan batas waktu pembuatan septic tank 25 Mei 2021, apabila masih tidak membuat akan dilakukan pengecoran saluran pembuangan kakus yang ada,” kata Agung.

Agung memaparkan fungsi dan manfaatnya septick tank. Di dalamnya terdapat proses filterisasi agar membuat netral air yang terbuang ke sungai. Dengan demikian air sungai tidak tercemar oleh bakteri E.coli yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Terlebih, bakteri E.Coli bisa menghambat pertumbuhan anak (stunting)bahkan berakibat pada gizi buruk dan diare pada orang dewasa.

“Kita harus peduli pada masyarakat lain terutama pada anak dan generasi yang akan datang, karena dampak air sungai yang mengandung berak manusia akan menjadikan anak keterbelakangan fisik,”ujar Agung.

Selain itu, Agung pun menekankan perlunya memulai pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat bantaran sungai. Hal itu sangat memerlukan dorongan yang kuat dari pemerintah maupun stake holder, sehingga perubahan paradigma mereka berubah walaupun berawal dengan keterpaksaan. (*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.