Sektor 22 Tingkatkan Kordinasi Pengelolaan Kotoran Ternak di Bandung Utara
KABUPATEN BANDUNG BARAT – Satuan Tugas Citarum Harum Sektor 22 meningkatkan kordinasi terkait dengan pengolahan kotoran ternak di kawasan Bandung Utara.
Komandan Sektor 22 Kol. Kav. Sugiono, mengunjungi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Kamis (11/8/2022). Saat itu hadir Ketua KPSBU Dedi Setiadi.
“Kami membahas upaya pencegahan pencemaran sungai oleh kotoran hewan (sapi) yang selama ini terjadi, sehingga muncul ide-ide baru yaitu diantaranya wajib di setiap kandang dibangun komposter,” kata Sugiono kepada awak media pasca pertemuan dengan Ketua KPSBU.
Untuk rencana diatas, perlu adanya sosialisasi yang masif kepada setiap peternak.
Kendati demikian, untuk segera terlaksana percepatan penanggulangan pencemaran sungai oleh kotoran hewan Kolonel Kavaleri Sugiono menyarankan supaya rumah kompos ini wajib terbangun di setiap desa, khususnya desa yang padat ternak sapi seperti Desa Jayagiri, Cikahuripan, Suntenjaya dan Desa Cibodas.
“Solusi ini tentu harus berkesinambungan, maka pasca pembuatan kompos dan ternak cacing perlu adanya suatu kolaborasi antara penggarap ataupun kedinasan terkait, khususnya dinas perkebunan guna mendistribusikan kompos tersebut, terutama di desa yang padat peternak,”ucap Sugiono.
Kondisi saat ini Kecamatan Lembang merupakan daerah unggulan dan terkenal se Nusantara dengan Produksi Susu terbaik di Indonesia, sehingga Satgas Citarum Harum Sektor 22 berupaya menghilangkan tingkat pencemaran tetapi tidak menghambat kwalitas produksi susu yang menjadi sumber perekonomian warga peternak.
Sementara itu, Dedi mengatakan, ide lain untuk mengatasi pencemaran yaitu dengan diaktifkan kembali adanya kascing (ternak cacing) dan biogas. Hal itu sudah berjalan namun masih belum maksimal.
“Kami perlu sosialisasi dan edukasi kepada para peternak untuk membuat rumah kompos dan kascing, guna mengatasi permasalahan pencemaran kotoran hewan,” kata Dedi.
Untuk merealisasikan upaya pengurangan pencemaran ini di lokasi masih terkendala oleh keterbatasan lahan, edukasi tentang pemahaman pencemaran bagi peternak sapi dan pasar (market) penerimaan pupuk yang berkelanjutan.
“Saat ini metode kompos, kascing dan biogas sudah berjalan namun masih belum maksimal, dengan rencana ke depan kita akan bergerak lagi supaya para peternak bisa lebih memahami kondisi pencemaran saat ini,”tutur Dedi.
Hewan sapi di Kecamatan Lembang saat ini mencapai 20.000 ekor, yang diternak oleh anggota tergabung di kelompok tani (peternak) sebanyak 1.300 peternak.
“KPSBU Lembang menginisiasi kegiatan “Leuweung Kapupuk, Jukut Loba”. Giat ini menjadi salah satu simbiosis mutualisme antara petani dan peternak agar saling membutuhkan,” ucap Dedi.(*)
No Comment