Komandan Sektor 23 Kolonel Arh Wahyu Jiantono, S.I.P mengatakan, penanaman pohon di wilayah Bongkor saja sudah tertanam sekitar 1.116.000 pohon tanaman kayu yang dikombinasikan dengan tanaman alpukat, jengkol, petai dan kopi. Jumlah tersebut belum termasuk yang berada diwilayah Cikembang dan Citawa.
“Visinya sektor 23 di tahun 2021 akan targetkan lebih dari 80 hektar lahan kritis bisa dicover. Mari kita semua sinergi, kita bekerja sama dan kita hijaukan lahan kritis kita sesuai motto ” we make it green “,”ujar Wahyu pada Tim Pojka Humas Citarum Harum, Rabu (3/3/2021).
Masih kata Wahyu, pola tanam agroforestry yang dicanangkan di sektor 23 ini telah disiapkan berbagai bibit buah buahan ada mangga, kopi, alpukat, durian, salak, nangka, pete, jengkol dan lainnya, agar ketika di tanam di lahan kritis para petani turut serta menjaga dan merawat pohon- pohon tersebut.
Lebih lanjut, ujat Wahyu, grafting tanaman buah pun akan terus disosialisasikan. Masyarakat desa Tarumajaya akan terus edukasi dengan harapan masyarakat memiliki mata pencaharian baru selain bercocok tanam sayuran.
“Kepada masyarakat desa Tarumajaya, pun nantinya kami mencoba menanam bibit strawberry import, diantaranya Red Giant Strawberry, Strawberry California, Rainbow, dan jenis blue strawberry, semoga bs menambah wawasan masyarakat untuk tidak terpaku dengan menanam sayuran saja,”ucapnya.
Untuk penunjang pertumbuhan tanaman , juga untuk mengedukasi masyarakat pihakanya siapkan demplot pupuk sebagai wahana edukasi tentang penggunaan pupuk. “Kami ada Bios 44, Fermentasi kotoran kelinci dan eco enzym dan beberapa jenis pupuk cair lainnya yang tujuannya untuk kita perbandingkan hasilnya dengan diuji cobakan kepada tanaman sayuran masyarakat seperti kentang, wortel, Kubis dan bawang daun,”ucap dia.
Lebih jauh, Wahyu menjelaskan, program Citarum Harum bertujuan untuk mengembalikan kondisi sungai Citarum mulai dari hulu hingga hilir ke arah yang lebih baik. Hal itu tentunya memerlukan berbagai upaya yang perlu dilakukan. Salah satu upaya tersebut dengan melakukan reboisasi tanaman hutan yang gundul sebagai akibat ulah manusia.
“Penanaman tidak hanya di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum namun dibagian hulu sangat perlu dijaga kelestarian hutannya untuk mencegah terjadinya bencana alam longsor, mencegah banjir , menjaga ketersediaan air tanah serta mengurangi efek pemanasan global,”ucap dia.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit berbagai tanaman, tentunya diperlukan bibit tanaman yang sesuai dan jumlahnya memadai. Sesuai amanat Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, satgas Citarum Harum Sektor 23/ Pembibitan, fokus dan dengan penuh disiplin melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dalam pelaksanaan pembibitan pohonnya, terdiri dari tanaman buah, tanaman pohon kayu serta kopi dilaksanakan dengan melakukan penyemaian secara mandiri. Di samping itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor pertanian. Selain itu, diajarkan pula keterampilan grafting tanaman buah dan demplot pupuk.
“Harapan kami para petani bisa memanfaatkan lahan hutan dengan pola tanam agroforestry yaitu memadukan pengelolaan hutan dengan tanaman kayu dan tanaman komoditas/tanaman pertanian untuk menambah produktifitas hasil pertanian serta mempertahankan fungsi hidrologi dan konservasi hutan. Dengan demikian akan memberi manfaat untuk masyarakat petani sekitar,”ucap Wahyu.(*)
No Comment