Blog

Sektor 23 Tak Kenal Lelah Ubah Mindset Masyarakat Soal Tanaman Keras

Tak jauh dari Situ Cisanti, kurang lebih 1 km Sektor 23 atau sektor pembibitan dapat ditemui masih di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Beberapa puluh meter menuju posko I Bongkor, Sektor 23 atau Sektor Pembibitan Satuan Tugas Citarum Harum, di kanan jalan disuguhi dengan aneka pohon yang menarik dan terbilang langka ditemui. Di antaranya pohon jengkol dan pohon petai.

Rupanya itu merupakan taktik dari Komandan Sektor 23 Kolonel Arh Wahyu Jiantono yang ingin menarik minat masyarakat dalam menerapkan pola tanam agroforesty dan tidak melulu memanfaatkan lahan hanya dengan tanaman semusim.

Menurut Wahyu, subsektor Bongkor yang merupakan posko utama Sektor 23 sebenarnya sangat bagus ditanami pohon yang dapat tumbuh di atas 1300 mdpl. Contohnya alpukat, jeruk, jambu citra atau apapun jenis buah berkayu. Namun memang masyarakat saat ini banyak menaman tanaman semusim seperti sayuran, misalnya kol, wortel dan kentang

“Tanah di sini berasal dari pelapukan batu yang baik. Tanahnya hitam subur jika dikasih pupuk kandang sedikit atau kandungan nitrogen sedikit fosfat dan kalium ini akan menyuburkan tanaman,” kata dia ketika ditemui akhir pekan kemarin.

Dengan masih adanya masyarakat yang tetap menamami lahan mereka dengan tanaman semusim tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Sektor 23. Mereka harus berusaha sekuat tenaga mengubah mindset warga agar mau menanam tanaman keras.

“Masyarakat belum bisa mengubah mindset. Mereka menganggap tanaman keras akan mengganggu tanaman semusim mereka, padahal kenyataan membuktikan ke dua jenis tanaman tersebut dapat tumbuh beriringan dan tidak ada yang dirugikan,” ujar

Wahyu selalu menegaskan pada warga, tanaman keras merupakan bagian dari partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan atau lahan.

“Kami berusaha terus memberikan pemahaman pada masyarakat agar mengombinasikan tanaman semusim dengan buah berkayu yang dapat berkembang di atas ketinggian 1.300 mdpl. Mereka bisa menikmati hasilnya sekaligus keseimbangan alam terjaga,” ucap dia.

Di sisi lain, Sektor 23 pun memngelola 25 hektare dari 616 hektare kawasan kewenangan Sektor 23. Di sana terdapat 25 jenis aneka pohon mulai dari tambahan kayu dan juga buah seperti kopi, durian, strawberry, sereh, dan alpukat.

“Tupoksi kami, membibit, menyemai, penanaman dan perawatan, sampai pengawasan,” ucap dia.

Pihaknya pun terbuka bagi siapapun warga yang ingin mendapatkan bibit pohon dari Sektor 23 dengan catatan untuk ditanam di kawasan kritis Bandung Raya.

“Saya berharap masyarakat sinergi satu visi yang sama. Mari jaga hutan dari kerusakan. Kalau hutan rusak, gundul ditebangi nanti kita alami nasib buruk dan ini berbahaya. Mari hijaukan hutan kita,” ucap dia.(*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.