Adapun untuk jenis pohon yang ditanam yaitu eucaliptus, alpukat, pete, durian dan rambutan.
Dansubsektor 4 pembibitan Serma Soleh mengatakan, mayoritas pohon yang ditanam kali ini adalah pohon eucaliptus. Menurut survei yang ada, tinggi Pohon ini bisa mencapai tinggi 60 meter.
“Menariknya eucaliptus karena memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya. Hal ini membuat tanaman eucaliptus ramah lingkungan. Pohon ini pada umumnya dianggap sudah matang dan siap dimanfaatkan pada usia 10 tahun setelah tanam,”ujarnya.
Sementara, pohon kayu keras lain bisa membutuhkan waktu selama 18-25 tahun. Namun, pertumbuhan yang cepat dan optimal pada eucaliptus hanya terjadi jika berada di daerah yang cukup air dan iklim tepat, baik tropis maupun subtropis, pohon ini bisa jadi solusi tepat untuk ditanam di daerah bantaran sungai.
“Selain itu, tanaman ini dapat menghasilkan madu jenis monofloral berkualitas tinggi,”ucapnya.
Daun dan kulit eukaliptus mengandung zat cinole, di mana bersifat antiseptik, antibakteri, dan antijamur. Biasanya, tanaman ini dimanfaatkan menjadi minyak esensial, salah satunya minyak kayu putih yang banyak dijual di pasaran.
“Keunikan lainnya, sifat eucaliptus yang membutuhkan banyak air biasanya ditanam di daerah rawa dan rawan banjir sehingga dapat mengurangi genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk,”tutur dia.
“Jadi, dapat mencegah malaria atau demam berdarah juga. Semoga dengan ditanamnya puluhan pohon eucaliptus dan pohon keras di bantaran sungai Citarum ini bisa menjadi salah satu solusi untuk masalah yang kerap hadir di Citarum,” katanya melanjutkan.
Sementara itu, Dansektor 9 Kolonel Inf Akhmad Yani menambahkan, selain ditanami eucaliptus, lahan di bantaran sungai juga ditanami pohon buah-buahan yang bernilai ekonomis. Kelak diharapkan dapat menambah penghasilan perekonomian bagi masyarakat yang tinggal di dekat bantaran sungai.(*)
No Comment