Blog

Sisa Waktu Program Citarum Harum Fokus Digunakan Atasi Akar Masalah

KOTA BANDUNG – Sisa waktu pelaksanaan program Citarum Harum yang tinggal 11 bulan perlu dimanfaatkan untuk fokus pada penanganan akar masalah Sungai Citarum. Apabila rehabilitasi lahan kritis menjadi aksi yang paling penting untuk merestorasi Sungai Citarum, maka laksanakan hal tersebut.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat Wahyudin Iwang saat audiensi bersama perwakilan Satgas Citarum Harum di Gedung Sate, Rabu (22/5/2024). Menurut dia, permasalahan Sungai Citarum perlu dibagi menjadi segmen hulu, tengah dan hilir. Lalu, identifikasi masalah tiap segmen dan tentukan masalah apa yang akan fokus ditangani.

“11 bulan terakhir Citarum Harum fokus selesaikan akar masalah,” kata Iwang.

Pendapat Iwang tersebut senada dengan pemikiran Ketua Harian Satgas PPK DAS Citarum Mayjen TNI (Purn.) Dedi Kusnadi Thamim. Dedi menuturkan, dalam 11 bulan kedepan, Satgas Citarum Harum harus fokus pada rencana aksi tertentu.

“Yuk kita tuntaskan sampah atau yuk kita tuntaskan lahan kritis,” ujar Dedi.

Menurut dia, selama 6 tahun program Citarum Harum berjalan, sudah banyak perubahan positif pada kondisi sungai tersebut. Edukasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian terhadap Sungai Citarum juga sudah dilakukan oleh Satgas Citarum Harum.

Adapun, kekurangan yang masih terjadi dalam merestorasi Sungai Citarum perlu dibenahi.

Dalam audiensi tersebut, Walhi Jabar juga mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar menetapkan tanggal 24 Mei 2024 sebagai Hari Citarum. Hal itu penting sebagai wujud penghormatan bahwa sungai merupakan aspek penting kehidupan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas menambahkan, pemerintah telah berupaya maksimal dalam merestorasi Sungai Citarum. Satgas Citarum Harum sudah bergerak menindak pepanggaran yang terjadi. Jumlah penanangan perdata dan pidana mencapai 117 kasus pada 2023.

Dari 12 program Citarum Harum, hampir semua telah mencapai target. Tantangan yang masih dihadapi yakni pada penanganan lahan kritis dan keramba jaring apung.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.