“Tahun ini, tujuh bank sampah induk kita ingin lakukan pengembangan. Bagaimana sebenarnya mata rantai atau pola dari penanganan sampah rumah tangga. Diambil bank sampah unit, masuk ke bank sampah induk, masuk ke industri plastik dan menghasilkan uang lagi untuk masyarakat. Itu circular economy yang ingin kita galakkan dengan adanya bank sampah,” ucapnya saat membuka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021 Tingkat Provinsi Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (10/3/2021).
Dikutip dari keterangan Humas Jabar, Prima melaporkan, sebanyak 23.000 ton sampah dihasilkan setiap hari di Jabar. Dari jumlah tersebut, 40 persen di antaranya belum tertangani dengan baik.
Guna menangani persoalan tersebut, Pemda Provinsi Jabar intens menggalakkan program bank sampah. Tujuannya untuk mewujudkan rencana pengurangan sampai di masyarakat sebesar 30 persen.
“Setiap orang berkontribusi menghasilkan sampah 0,5 kilogram per hari. Terbayang 23.000 ton sampah per hari yang dihasilkan Jabar. Apabila 40 persen dari data yang ada di kami tidak tertangani. Seperti disampaikan Pak Wagub, bisa menyebabkan banjir, menimbulkan penyakit,” kata Prima.
Bank sampah memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah dari tingkat rumah tanggan. Selain mendorong proses daur ulang yang memiliki manfaat ekonomi, bank sampah dapat mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen memperkuat fungsi bank sampah. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum pada kesempatan yang sama. Uu menuturkan, sampah jika dikelola dengan baik akan membawa manfaat ekonomi. Namun, jika tidak dikeola dengan baik, maka akan menimbulkan banyak persoalan, seperti bencana banjir dan mengancam kesehatan masyarakat.
“Masalah sampah ini semakin hari, semakin banyak, semakin meningkat, dan semakin kompleks,” kata Uu.
“Tapi, ini semua bisa dijadikan hal positif, bisa pula dijadikan hal negatif. Kalau kita bisa mengelola sampah-sampah dengan baik, ini bisa mendatangkan untung, bisa mendapatkan uang,”ucapnya melanjutkan. Menurut Uu, HPSN tahun ini menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut mengatasi persoalan sampah. Pengelolaan melalui bank sampah dapat berperan dalam penanganan sampah rumah tangga.
“Di salah satu desa di Kabupaten Cirebon sampai kekurangan sampah karena dikelola dengan baik. Semoga ini bisa ditiru masyarakat lain di seluruh Jabar,” tuturnya.
Selain itu, Uu mendorong pelaku industri dan pengusaha turut berkontribusi dalam penanganan sampah di Jabar melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Dengan keterlibatan banyak pihak, penanganan sampah di Jabar akan berjalan lebih optimal. Semua pihak, mulai dari pelaku industri, pengusaha, sampai masyarakat, harus sama-sama peduli akan masalah sampah.
“Kepedulian terhadap sampah jangan hanya diserahkan dan dibebankan kepada pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat harus peduli,” ucap Uu. (*)
No Comment