Blog

Taman Edukasi Sektor 12, Laboratorium Pengolahan Eceng Gondok

KABUPATEN BANDUNG BARAT – Bertandang ke Posko Sektor 12 Satuan Tugas Citarum Harum, terdapat suguhan pemandangan yang berbeda. Biasanya posko Satgas Citarum tidak jauh dari daerah aliran sungai (DAS), namun Posko Sektor 12 sendiri persis terletak di depan hamparan Waduk Cirata yang penuh dengan bebukitannya.

Berdiri di bangunan milik PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), Posko Sektor 12 berdampingan. Tak hanya sekedar posko ternyata, di sana terdapat suatu taman yang tampak baru dibangun lengkap dengan spot-spot saung, rumah budidaya maggot, kandang ayam, kandang burung, work shop pengelolaan eceng gondong, kolam-kolam dan jogging track yang mengelilingi taman yang terletak di bawah pohon-pohon rindang bebukitan kawasan Waduk Cirata.

Komandan Sektor 12 Kolonel CZI Suyatrinu Wardedi mengatakan, taman tersebut dibangun di atas lahan seluas 2 ha. Pihaknya berinisiatif membangun taman edukasi tersebut sebagai bagian untuk sosialisasi program Citarum Harum dan juga mengedukasi warga sekitar Waduk Cirata untuk mencintai lingkungan.

“Di sini juga warga bisa memanfaatkan taman sebagai tempat rekreasi,” ujar Suyatrinu ketika disambangi di Posko Sektor 12 awal pekan ini.

Diakui dia, dengan adanya taman edukasi tersebut bisa mereduksi ramainya masyarakat yang biasanya tumpah ruah di kawasan Waduk Cirata terutama pada Hari Minggu. Di sana kerap terjadi kepadatan lalu lintas kemudian para pedagang pun di tepian secara sporadis bongkar pasang tenda dan menyisakan sampah di mana-mana.

“Saya membuat taman karena tempatnya juga memungkinkan di tepi jalan. Taman ini awalnya hutan, masyarakat tidak berani lewat.Tapi sekarang menjadi satu taman yang menarik sekaligus jadi sarana edukasi bercocok tanam, beternak, dan pemanfaatan eceng gondok yang melimpah di Cirata,”ucapnya.

Suyatrinu mencontohkan, di sana warga dapat belajar pemanfaatan eceng gondok dengan fermentasi eceng gondok yang dapat dijadikan pupuk tanaman. Selain itu pemanfaatan eceng gondok kering untuk tali temali untuk pelapis furniture. Namun masih keterbatasan alat.

“Kedepannya kita coba eceng-eceng ini menjadi serat sebagai bahan baku kertas. Kita juga sudah bawa ini ke pabrik kertas karena kandungan seratnya lebih bagus daripada jerami yang digunakan saat ini. Hanya warna putihnya kurang, itulah kita masih berupaya menyempurnakan yang ada,”ujarnya.

Suyatrinu berharap kedepan mendapat mitra atau dinas terkait yang bisa mewujudkan kertas dari eceng gondok sehingg bisa membantu perekonomian masyarakat.

Dia menambahkan, eceng gondok ini masih banyak manfaatnya. Selain difermentasikan, untuk furniture dan juga bahan kertas pihaknya pun menjadikan eceng gondok sebagai pakan maggot.

Sementara itu, selain jadi depot aneka pengolahan eceng gondok, di sana pun layaknya showroom kendaraan. Namun di Posko Sektor 12 terdapat garasi angkutan air pengangkat eceng gondok.

“Karena keterbatasan menangani limbah eceng dan terbatasnya eksavator maupun harvester saya sedang inovasi membuat ponton conveyor pencacah dengan memanfaatkan mesin hand traktor yang bisa maju mundur, kita tambah mesin conveyor bisa menaikkan eceng lalu kita masukkan ke alat pencacah dari perontok padi,” tuturnya.

Dengan kondisi tersebut yang sudah dibangun sejak 7 bulan yang lalu itu, dia berharap kedepan sarana edukasi masyarakat dapat lebih mumpuni dan dapat menggerakan perilaku masyarakat untuk lebih mencintai lingkungannya.(*)

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.