Wadansatgas Citarum dan BBWS Citarum Bahas Penataann Oxbow DAS Citarum
KOTA BANDUNG – Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, selaku Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) Citarum Harum Bidang Ekosistem, melaksanakan rapat penataan oxbow Citarum bersama Kepala Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (Kadirjen SDA BBWS) Citarum Ir. Bastari, M.Eng, bertempat di Ruang Tirtayasa Makodam III/Slw Jalan Aceh No. 69 Kota Bandung, Selasa (12/4/2022).
Oxbow adalah sebuah danau berbentuk huruf U yang terbentuk ketika sebuah meander yang lebar terpotong dari sungai utamanya, dan akhirnya membentuk sebuah perairan sendiri. Sementara normalisasi dan pelurusan alur Sungai Citarum adalah upaya pengendalian banjir di kawasan Cekungan Bandung. Sungai mati (Oxbow) merupakan konsekuensi dari pembuatan sodetan pelurusan alur sungai. Namun dengan adanya pengalihan aliran sungai, maka terdapat bagian sungai yang tidak terairi dan menjadi sungai mati.
Kapendam III/Slw Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto menuturkan, dalam pertemuan bersama Kadirjen SDA BBWS Citarum dan rombongan dalam rangka menyamakan persepsi pemanfaatan Oxbow di Citarum Hulu. Tujuan penataan Oxbow yaitu, upaya pengembalian fungsi sumber air, perbaikan kualitas air sungai, pemanfaatan ruang untuk aktifitas publik, sebagai cadangan air baku kawasan, dan sebagai kolam retensi.
“Penataan oxbow akan dikoordinasikan dengan Pemda sesuai dengan lokasi pemerintah daerah atau kota setempat dengan melibatkan beberapa dinas terkait. Juga, memanfaatkan sumber daya manusia di sekitar oxbow tersebut, pemanfaatan oxbow akan memberikan rasa tangung jawab dari masyarakat sekitar, dan pemerintah daerah setempat,” ujarnya dalam keterangan Pendam III/Siliwangi.
Menurut dia, oxbow yang menjadi perhatian sebanyak 16 titik. Tata kelola diperlukan pembagian tugas, seperti yang mengelola wisata, mengelola lingkungan hidup harus ada domainnya.
“Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota, harus dilibatkan atau diikut sertakan, pasalnya mereka yang mempunyai potensi sebagai penanggungjawab terhadap pemeliharaan maupun keberlangsungannya tata kelola masyarakat yang ada di wilayah sungai. Pemda bisa memberdayakan dinas terkait seperti Lingkungan hidup, Dinas perikanan, pertanian, pariwisata, dan lain lainnya,” ujarnya.
Sementara dengan pemanfaatan keberadaan oxbow tersebut, tidak hanya melihat dari aspek hukum saja. Namun harus melakukan pendekatan aspek sosial dalam penyelesaian kemungkinan adanya konflik akibat pembangunan itu.
“Selain melakukan pendekatan aspek sosial, juga dilkukan dengan melalui pendekatan teknologi yang merupakan inovasi dari Kodam III/Slw, baik teknologi biologi seperti Bios 44, maupun teknologi mekanik seperti Mesin Air (Filter Nusantara) sebagai sarana pendukukung untuk keberlangsungan oxbow. Sementara melalui pendekatan ekonomi dari oxbow tersebut akan membawa dampak positif kepada masyarakat,” ujarnya.
Arie menambahkan, dalam waktu dekat akan dilakukan koordinasi antara komando kewilayahan dengan pemerintah daerah di dalam upaya pemanfaatan oxbow untuk kepentingan bersama dalam mensejahterakan masyarakat sekitarnya.(*)
No Comment