“Kita bisa bersinergi dengan masyarakat semua dengan pengusaha pentahelix. Salah satunya adalah bagaimana kita konservasi atau menyimpan air di lingkungan kita sendiri. Bagaimana kita bisa menampung air hujan yang menampung air hujan itu tidak langsung ke drainase atau sungai,”ujar dia dalam Jabar Punya Informasi (Japri) di Halaman Museum Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (12/11/2021).
Dikky mencontohkan, jika seluruh rumah tangga di Kota Bandung memiliki biopori hal itu akan berdampak signifikan.
“Saat ini ada sekitar 600.000 rumah tangga itu kalau diasumsikan ada 600.000 sumur resapan, itu 1 sumur resapan bisa menampung 3 kubik artinya debit air ke sungai itu bisa berkurang cukup banyak hanya dengan kita melakukan kegiatan serempak untuk melakukan konservasi air,”ujarnya.
Makanya ke depan, lanjut dia, pihaknya mendorong kegiatan masyarakat ini untuk melakukan kegiatan bersama-sama melakukan konservasi dari air hujan ini.
“Kemudian bicara tentang kesiapsiagaan tentunya kami bersama BPBD beberapa waktu lalu sudah mengadakan rapat bersama untuk kesiapsiagaan bencanaan ini dan kami mengundang BPBD dan kita artinya kita sudah siap menghadapi bencana banjir atau hidrometeorologi. Kedepannya kita sudah mengundang berbagai pihak tersebut untuk menyinkronkan langkah-langkah yang akan kita kerjakan,”ucapnya.
Selain itu sebelum kejadian banjir, pihaknya sudah melakukan kegiatan. Salah satunya perbaikan tanggul tanggul yang kritis.
“Kalau kegiatan yang besar tidak ada, minimal kita kegiatan yang sifatnya kedaruratan dan saat ini kami melakukan kegiatan di Subang untuk tanggul-tanggul kritis dengan bekerjasama dengan kolaborasi dengan masyarakat pantura yang ada di Subang,”katanya.
“Alhamdulillah sedang berjalan bersama-sama dengan BBWS kemudian juga yang sudah dilakukan oleh Bupati Bandung salah satunya dan koordinasi dengan BBWS kita melaksanakan kegiatan serupa (perbaikan tanggul),”ucapnya.(*)
No Comment