Hal itu dikatakan Menteri LHK Siti Nurbaya saat launching dan peresmian pusat daur ulang bank sampah induk Kabupaten Bandung dan pusat pengelolaan sampah daur ulang di enam wilayah di Jawa Barat, yang dipusatkan di Kabupaten Bandung, 2019 silam.
Dikutip dari jabarprov.go.id Menteri LHK mengatakan, pembangunan fasilitas itu merupakan langkah mendukung tercapainya target Citarum Harum yang diinginkan presiden bisa selesai dalam 7 tahun. Ia mengatakan langkah ini akan menjadi contoh bagi upaya revitalisasi sungai di daerah lain di luar Jabar.
“Ini memberitahukan bahwa penanganan sampah lebih penting dilakukan sejak dari titik rumah tangga. Dengan demikian sampah akan semakin berkurang,” ujarnya.
Menteri menambahkan berdasarkan Perpres nomor 97/2017, pemerintah menargetkan pengurangan sampah rumah tangga sebesar 30 persen dan hingga 70 persen pada tahun 2025.
Dalam lima tahun ia mengatakan akan terus melakukan pemulihan Citarum dari hulu hingga hilir atau sampai Karawang. Ia bahkan mengatakan telah menyiapkan empat dirjen yang terkait erat dengan upaya pelestarian Citarum.
“Akan banyak pos bank sampah sepanjang Citarum,”ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jabar Prima Mayaningtias mengatakan, pihaknya akan mengembangkan tujuh bank sampah induk yang membawahi sekitar 1.616 unit bank sampah yang tersebar di Jabar pada 2021. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sampah bernilai ekonomi pada masyarakat.
“Tahun ini, tujuh bank sampah induk kita ingin lakukan pengembangan. Bagaimana sebenarnya mata rantai atau pola dari penanganan sampah rumah tangga. Diambil bank sampah unit, masuk ke bank sampah induk, masuk ke industri plastik dan menghasilkan uang lagi untuk masyarakat. Itu circular economy yang ingin kita galakkan dengan adanya bank sampah,” ucapnya saat membuka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2021 Tingkat Provinsi Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (10/3/2021).
Dikutip dari keterangan Humas Jabar, Prima melaporkan, sebanyak 23.000 ton sampah dihasilkan setiap hari di Jabar. Dari jumlah tersebut, 40 persen di antaranya belum tertangani dengan baik.
Guna menangani persoalan tersebut, Pemda Provinsi Jabar intens menggalakkan program bank sampah. Tujuannya untuk mewujudkan rencana pengurangan sampai di masyarakat sebesar 30 persen.
“Setiap orang berkontribusi menghasilkan sampah 0,5 kilogram per hari. Terbayang 23.000 ton sampah per hari yang dihasilkan Jabar. Apabila 40 persen dari data yang ada di kami tidak tertangani. Seperti disampaikan Pak Wagub, bisa menyebabkan banjir, menimbulkan penyakit,” kata Prima.
Bank sampah memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah dari tingkat rumah tanggan. Selain mendorong proses daur ulang yang memiliki manfaat ekonomi, bank sampah dapat mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen memperkuat fungsi bank sampah. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum pada kesempatan yang sama. Uu menuturkan, sampah jika dikelola dengan baik akan membawa manfaat ekonomi. Namun, jika tidak dikeola dengan baik, maka akan menimbulkan banyak persoalan, seperti bencana banjir dan mengancam kesehatan masyarakat.
“Masalah sampah ini semakin hari, semakin banyak, semakin meningkat, dan semakin kompleks,” kata Uu.
“Tapi, ini semua bisa dijadikan hal positif, bisa pula dijadikan hal negatif. Kalau kita bisa mengelola sampah-sampah dengan baik, ini bisa mendatangkan untung, bisa mendapatkan uang,”ucapnya melanjutkan.(*)
No Comment