Menurut Fei, bank sampah menjadi potensi dalam melakukan kebaikan. Yang menjadi salah satu bukti nyata bank sampah yaitu menjadi tempat edukasi. Nasabah yang datang akan diedukasi mengenai manfaat dari sampah yang dikumpulkan.
“Saat ini sudah ada 11.000 nasabah yang terdaftar di bank sampah kami,” ujar Fei.
Adapun syarat menjadi nasabah cukup sederhana dan mudah. Peserta cukup memilah sampahnya menjadi organik dan anorganik organik di rumah. Kemudian sampah yang dipilah dapat disetorkan ke Bank Sampah Bersinar atau antar ke unit terdekat. saat ini ada 13 unit di Kota bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
“Di bank sampah, petugas akan verikasi jenis sampah. Jenis sampah yang dipilah yaitu sampah organik, anorganik, residu dan B3. Sampah organik bisa menjadi magot, hasil dari magot bisa menjadi pakan ikan, ayam dan pupuk tanaman,” ujar dia.
Untuk diketahui, magot menjadi andalan karena pengelolaannya mudah dan bisa menghasilkan provit, budidaya sudah dilakukan selama satu tahun, dari magot bisa menghasilkan cat/dog food karena memiliki tinggi protein.
“Kemudian uang ditransfer melalui BNI/Mandiri/Link aja, jika tidak punya bank tersebut bisa buka rekening baru dengan biaya awal Rp 20.000,” ujarnya.
Dia menambahkan, sistem di sana bukan cash atau tunai melainkan transfer. Selain itu bisa juga top up e-wallet, bisa diuangkan atau ditukar sembako.
Fei melanjutkan tujuan dari Bank Sampah Bersinar yaitu untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar.
“Dengan nama Bank Sampah Bersinar harapannya menjadi cahaya walaupun kecil tapi bersinar dan menyinari sekelilingnya, jika dalam bahasa sunda “teurang” dengan arti masyarakat menjadi tahu fungsi dari sampah yang dikumpulkan,”katanya.
Adapun prinsip yang dipegang Bank Spah Bersinar yaitu 4 P yakni planet yang artinya peduli terhadap tempat tinggal, kemudian people atau pengembangan manusia, provit atau pendapatan untuk masyarakat dan purpose, tujuan bank sampah.
“Jadi, sampah yang asalnya masalah kini menjadi solusi,” ucapnya. (*)
No Comment