Demikian diungkapkan Helmi Gunawan, Kabid Konservasi dan Pengendalian Iklim DLH Jabar pada Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Jumat (12/11/2021).
“Terkait dengan sampah organic, di mana produksi sampah organic itu 60% itu sampah keseluruhan, kita coba dengan BFS biokonversi dari sampah organik dengan maggot, Dan di daerah Jawa Barat kita coba juga ada rumah edukasi maggot dan Alhamdulillah sudah dipakai di perkantoran di Kawaluyaan,”ujar dia.
Menurut dia, hal itu akan didorong di setiap perkantoran Pemprov maka permasalahan sampah akan berkurang.
Diakui Hilmi, sampah itu Kompleks karena sampah dihasilkan manusia setiap harinya, dimana satu orang menghasilkan 0,5 kg sampah perhari. Sayangnya baru 40 persen total sampah yang dapat ditangani pemerintah.
“Upaya pengurangan ini menurut kami harus lebih banyak porsinya di masyarakat individu sebenarnya. Bagaimana harus menanggulangi mulai dari rumah tangga,”ujar dia.
Melalui adanya platform pengolahan sampah, di Jawa Barat yang pertama melalui Octopus misalnya mengajak masyarakat untuk mengelola sampah dari sejak awal.”Alhamdulillah sudah berkembang bukan hanya di Bandung Raya tapi juga sudah berkembang di Bogor dan Depok,”ujar dia.
Lainnya, kata dia ada beberapa aplikasi setupa yang intinya mengurangi sampah ke TPA.
“Kami jua gabungkan aplikais itu dengan bank sampah. Di mana ada bank sampah induk dan unit yang tersebar sampai 1.600 di Jawa Barat jadi memang itu menjadi dasar kuat kami selain dengan teman-teman disperkim melalui TPS 3R agar umur TPA yang ada di kita semakin lama semakin Panjang,”ujar dia.(*)
No Comment