Hadir sejumlah tokoh-tokoh Sungai Citarum dari kalangan Pangdam III/Siliwangi, Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat dan para pemangku kepentingan Sungai Citarum. Mereka melakukan dialog bersama dalam rangka Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
Selain di Sektor 1, Doni pun menyempatkan diri mengunjungi Sektor 23/pembibitan.
Mantan Kasdam III/Slw Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan, saat Doni menjadi Pangdam secara kebetulan Sungai Citarum masuk deretan lima sungai terkotor di dunia. Namun dia tak tinggal diam, Doni membuat konsep penanganan Citarum yang menjadi penyempurnaan program penaanganan Citarum sebelumnya.
“Kalau tidak salah Pak Doni masuk 14 November 2017 , dalam waktu lebih kurang 4 bulan lahirlah Perpres no 15/2018 dan ditandatangani presiden 14 Maret 2018, di mana di sini diatur organiasi dan lainnya dan semua terlibat termasuk TNI,”ujarnya.
Sebelum perpres lahir, pihaknya bersama Doni melakukan rapat penanganan Citarum yang cukup intensif.
“Yang saya tangkap dari sosok Pak Doni ini pekerja keras, memiliki kapabilitas, dan visioner. Beliau berharap Citarum harum maka selurunya dilibatkan pada penanganan Citarum ini,”tuturnya.
Mantan Kepala DLH Jabar Anang Sudarna mengatakan, ajang dialog tersebut sebagai bagian dari muhasabah atau evaluasi program yang selama ini sudah berjalan. Anang termasuk pada elemen yang turut menuangkan konsep penangana Citarum saat itu yang juga beririsan dengan Doni.
“TNI jadi triger, pendorong jadi organisatoris agar masyarakat di Citarum terlibat,” ucapnya.
Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas mengatakan, kondisi Sungai Citarum sejak 2018 hingga saat ini terus alami perbaikan. Dari cemar berat menjadi cemar ringan. Gubernur Jabar telah menyampaikan keberhasilan ini pada KTT di Glasgow.(*)
No Comment