Hari Sungai Nasional, Sungai Adalah Peradaban
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Karakter aliran sungai bersifat rentan, bervariasi dan berbeda untuk tiap wilayah, karena dipengaruhi oleh kondisi geohidrobiologi setempat, antara lain yaitu distribusi curah hujan, geologi, dan sosial budaya masyarakat.
Demikian diungkapkan Supardiyono Sobirin, Anggota Tim Ahli PPK DAS Citarum dan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda ketika memaknai Hari Sungai Nasional yang jatuh pada Rabu 27 Juli 2022 ini.
Terkait sungai, lanjut Sobirin, sejarah telah mencatat bahwa sungai adalah tempat tumbuhnya peradaban manusia.
“Pada jaman kuno dulu, sungai telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga, pertanian, perikanan, dan transportasi. Pada jaman modern, dengan jumlah manusia yang semakin banyak, sungai telah direkayasa dengan dibangun bendungan-bendungan untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi pertanian skala luas, bahkan juga dicemari dengan limbah-limbah hasil budidaya manusia,”tuturnya.
Sehubungan karakternya yang rentan, kata Sobirin maka intervensi manusia terhadap lingkungan sungai berdampak hilangnya daya dukung, daya tampung, dan keseimbangan alam sungai. Di antaranya penyempitan, pendangkalan, dan pencemaran.
Padahal, sungai memiliki fungsi penting bagi alam, yaitu sebagai pendukung utama kehidupan flora dan fauna sangat menentukan.
Menurut Sobirin, saat ini kondisi sungai di Indonesia saat ini telah sangat mengkhawatirkan. Dari jumlah seluruh sungai di Indonesia, yang mencapai tidak kurang dari 70.000 batang sungai.
Di Jawa Barat mencapai tidak kurang dari 2.000 batang sungai, mulai dari induk sungai yang besar hingga anak-anak sungai yang kecil, dan telah lebih dari separuh dari jumlah sungai tersebut dalam keadaan kritis, kering di musim kemarau dan banjir di musim hujan, serta tercemar oleh limbah.
Melalui Hari Sungai Nasional tahun 2022 ini, Sobirin berharap peringatannya memiliki agenda-agenda yang komprehensif dan serius diimplentasikan, bukan hanya sebagai hari peringatan seremomial yang “business as usual”.(*)
No Comment