Healing Boleh, Asal Jangan Merusak Lingkungan
Riuh bising kendaraan bermotor mungkin menjadi kepenatan bagi sebagian orang, terlebih bekerja di kota-kota besar suara kendaraan akan menjadi makanan sehari-hari. Asap kendaraan terpaksa pun terhirup.
Akhir pekan, akan menjadi hal yang sangat ditunggu bagi masyarakat setelah sepekan beraktifitas untuk mencari ketenangan atau hiburan di alam atau di pusat perbelanjaan, atau anak zaman sekarang lebih mengenal istilah ini dengan kata healing.
Kata healing berasal dari Bahasa inggris yang artinya penyembuhan yang saat ini diartikan sebagai suatu tindakan yang dapat membuat kondisi psikologis seseorang lebih baik dengan berbagai cara mulai dari jalan-jalan ke mall, belanja, nonton film di bioskop, bahkan berwisata ke alam.
Namun disamping itu, kadang kala healing menjadi musibah bagi pengelola wisata alam, sebagian dari mereka mengeluhkan adanya tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dengan merusak kelestarian alam.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat dalam postingan intagramnya pada Sabtu (16/7/22) mengingatkan kepada masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat untuk tetap menjaga lingkungan.
Dalam postingannya DLH Jawa Barat menyampaikan ada 5 hal yang dapat merusak lingkungan, diantaranya membuang sampah sembarangan, melakukan vandalisme, merusak dan memotong pohon, menangkap satwa dan mencemari aliran air.
DLH juga menjelaskan bahwa menjaga kelestarian alam merupakan tanggung jawab kita bersama agar keindahan dan kelestarian alam dapat terjaga, dan dapat terus kita nikmati serta tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi manusia.
Dengan demikian mari jaga kelestarian alam, healing adalah waktu untuk menyembuhkan psikologis bukan waktu untuk merusak lingkungan. Bijaklah dalam bertindak karena jaminan kelestarian lingkungan berada di tangan manusia.(*)
No Comment