Indonesia Tampilkan Program Citarum Harum dalam 10th World Water Forum
Memiliki panjang 297 kilometer, Citarum adalah sungai terpanjang dan terpenting di Jawa Barat. Walaupun berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya, Sungai Citarum tercemar oleh limbah domestik dan industri yang meningkat seiring pertumbuhan populasi manusia dan industri.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menginisiasi program Citarum Harum pada 2018 yang bertujuan merestorasi fungsi dan keindahan Sungai Citarum.
The Chairman of the National Organizing Committee (NOC) of the 10th World Water Forum yang juga Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memgatakan, program tersebut dijalankan oleh berbagai pihak, termasuk kementerian/ institusi, pemerintah daerah, industri, masyarakat dan media.
“Program Citarum Harum membuahkan hasil yang memuaskan berkat koordinasi dan kerja sama yang solid. Hasil program tersebut mencakup berkurangnya limbah Sungai Citarum secara signifikan, dari semula tercemar berat menjadi tercemar ringan, meningkatnya upaya revegetasi di hulu Citarum, optimalnya pengelolaan sampah di sepanjang DAS Citarum, ketatnya sanksi bagi pembuang limbah dan meningkatnya pemahaman masyarakat untuk menjaga Sungai Citarum,” kata Luhut dikutip dalam kata pengantar buku “Citarum Harum” Merawat Sungai Menyelamatkan Kehidupan”.
Program revitalisasi Sungai Citarum memiliki dampak luas, tak hanya pada restorasi sungai, tetapi juga menjaga kondisi laut, mengingat air sungai yang bersih akan membuat laut menjadi bersih. Intinya, menjaga Sungai Citarum berarti menjaga laut dan menjaga laut berarti menjaga Indonesia.
Sementara itu, Vice Chairman of the NOC of the 10th World Water Forum yang juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, untuk pengelolaan sampah di Sungai Citarum, telah diterapkan the Improvement of Solid Waste Management Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR sejak 2020. Penerapan tersebut akan berakhir pada November 2025.
Kesuksesan program Citarum Harum memerlukan sinergi diantara pemerintah pusat, pemerintah daerah, bisnis dan komunitas. Hal itu disetujui dalam rencana aksi program Citarum Harum.
Pengelolaan daerah aliran sungai pada bidang sumber daya air (Sumber Daya Air/ SDA) memuat kegiatan normalisasi sungai, pembangunan terowongan, saluran banjir, bendungan retensi, pembangunan instalasi pengolahan air limbah dan limbah permukaan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara terpadu dengan kegiatan lain Citarum Harum seperti pengelolaan lahan kritis, pengelolaan limbah dan pembuangan limbah, pembuangan limbah industri, domestik dan peternakan, serta perencanaan penggunaan lahan di hulu daerah aliran sungai dan bantaran sungai.
“Kesuksesan program Citarum Harum dibuktikan dari peningkatan indeks kualitas air, berkurangnya lahan kritis, kontrol pembangunan ilegal sepanjang sungai dan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga Sungai Citarum,” ujar Basuki.
Untuk menjamin keberlangsungan program Citarum Harum, lanjut Basuki, semua pihak dan elemen masyarakat diharapkan bekerja sama untuk Sungai Citarum yang bersih, sehat, indah dan berkelanjutan.*
semakin keren sekali kalimalang bekasi ini, bagi anda yang ingin bepergian dari/ke bekasi boleh menggunakan jasa layanan rental mobil kami…
Mohon pemerintah setempat tolong dikondisikan, semakin lama semakin meresahkan warga-warga yang tinggal di bangunan tak berizin tsb. Seperti parkir sembarangan,…
Salut buat Pemprov Jabar dan Pemkot Bekasi. Semoga daerah lain bisa mencontoh inovasi ini untuk keberlanjutan lingkungan yang lebih positif…
Kalau di indonesia diperingati hari setuja pohon. Bisa jadi momentun berharga buat masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim.
pokonya sampah perlu di proses agar ramah lingkungan