Kreativitas SMKN 8 Bandung Hasilkan Insinerator

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMKN 8 Bandung Melisa Cahyadi mengatakan, insinerator dibuat oleh siswa dan guru Kejuruan Teknik Bodi Kendaraan Ringan. Ketua Kejuruan yang membuat desain insinerator. “Kami punya potensi mengelas, biasa rakit sesuatu, jadi kami buat insinerator,” ucap Melisa di SMKN 8 Bandung, Senin (20/5/2024).
Setiap hari, insinerator itu membakar sampah sebanyak delapan kantong dalam waktu empat jam.
Pada awal pemakaian, semua jenis sampah dimasukkan dan dibakar ke dalam insinerator. Namun, hal itu mengakibatkan insinerator tidak bekerja maksimal. Dengan demikian, hanya sampah saset makanan dan minuman yang kini dibakar dalam insinerator.
Sementara, sampah gelas dan botol plastik dipisahkan dan dimasukkan ke dalam keranjang sampah khusus. Adapun, sampah organik berupa daun diolah menjadi kompos.
Dikatakan Melisa, pengelolaan sampah di SMKN 8 Bandung dimulai setahun lalu seiring dengan dibuatnya insinerator. Warga sekolah tak ingin bergantung lagi pada petugas pegangkut sampah yang jadwal pengangkutannya tak tentu. Akhirnya, pihak sekolah tergerak mengelola sampah secara mandiri.
Sejak mengelola sampah, volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah berkurang hingga setengahnya. Sebelum mengelola sampah, menurut Melisa, sampah sebanyak 40 kantong dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah per bulan.
Kompetensi dan ide kreatif telah membantu warga SMKN 8 Bandung mengelola sampah. Kompetensi yang dimiliki menjadi bermanfaat, lingkungan sekolah pun bersih dan nyaman.*
ternyata membahayakan juga ya menggunakan styrofoam
Sekarang gimana ya keadan Kalimalang Bekasi?
Dasar hukumnya sudah jelas, yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis…
masih kak
Mu minta bantuan dana buat bikin sur bor buat warga